Mohon tunggu...
Wardah NailaRahmatika
Wardah NailaRahmatika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Merupakan mahasiswa jurusan agroekoteknologi fakultas peternakan dan pertanian Universitas Diponegoro

saya memiliki minat lebih terhadap dunia riset terutama pada pertanian, kegiatan sosial. pecinta matcha dan musik dalam berbagai macam genre.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Antusias! Mahasiswa KKNT UNDIP Ajak Kelompok Tani dalam Praktik dan Aplikasi PGPR Akar Bambu

22 Agustus 2023   02:15 Diperbarui: 22 Agustus 2023   02:29 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Praktik Pembuatan PGPR oleh TIM KKNT UNDIP bersama kelompok tani Nawang Wulan/dokpri

Tim KKN-Tematik Universitas Diponegoro melaksanakan program dengan tema "Penerapan Strategi Ekonomi dalam Optimalisasi Potensi Desa Pasca Pandemi" di Desa Greges Kabupaten Temanggung

Salah satu program yang diusulkan dalam mendukung tema tersebut yaitu dengan sosialisasi dan demonstrasi pembuatan plant growth promoting rhizobacteria (PGPR) dengan memanfaatkan bahan alami yang melimpah yaitu akar bambu. Kegiatan tersebut dilakukan dengan kelompok tani Nawang Wulan Dusun Mantenan Desa Greges Kecamatan Tembarak, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Adanya program kerja tersebut tidak terlepas dari permasalahan petani yang mengeluhkan keadaan kesuburan tanah yang menurun, serta kurang optimalnya hasil yang didapatkan dalam sektor pertanian. Ide pembuatan PGPR tercetus karena adanya bahan pembuatan yang melimpah serta sederhana yaitu akar bambu dimana setiap warga kebanyakan memiliki pohon bambu yang ditanam di pekarangan rumah.

Tujuan dilaksanakannya program ini adalah mengenalkan kepada Masyarakat teknologi dalam menjaga kesehatan dan kesuburan tanah, resistensi tanaman terhadap penyakit sehingga meminimalisir penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dan pestisida atau insektisida kimia. Kegiatan ini diawali dengan sosialisasi terkait PGPR, manfaat PGPR, bahan dan alat yang digunakan, serta tahapan pembuatan PGPR. Kegiatan dilanjutkan dengan demonstrasi serta praktik secara langsung terkait bagaimana cara pembuatan PGPR dan aplikasi pada tanaman kelengkeng secara baik dan tepat.

PGPR adalah sekumpulan bakteri yang hidup pada bagian perakaran tanaman (rizosfir) yang menguntungkan terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. PGPR dapat juga disebut sebagai pemacu tumbuh tanaman. Terdapat tiga fungsi utama dari PGPR yaitu biofertilizer atau pupuk alami, biostimulan atau sebagai pemacu tumbuh tanaman melalui ketersediaan hormon dan meningkatkan ketersediaan nutrisi dalam tanah, serta bioprotektan atau resistensi tanaman terhadap penyakit.

Bahan yang dapat digunakan sebagai biang PGPR salah satunya adalah akar bambu sebanyak 500 g yang memiliki ketahanan terhadap penyakit akar dan banyak bakeri yang mengkoloni dibagian akar tanaman. Selain itu, pemilihan bahan akar bambu didasarkan pada banyaknya ketersediaan pohon bambu di Dusun Mantenan, Desa Greges, Kecamatan Tembarak, Kabupaten Temanggung. Bahan yang digunakan dalam media perbanyakan yaitu air bersih dan steril 10 l, gula 4 ons, bekatul 1 kg, terasi 1 ons, dan molase 1 sdm. Alat yang digunakan yaitu panci ukuran besar, wadah kedap udara, talenan, pisau atau gunting, dan pengaduk.


demonstrasi pembuatan media perbanyakan PGPR/dokpri
demonstrasi pembuatan media perbanyakan PGPR/dokpri

Cara pembuatan PGPR sangatlah mudah, terdiri dari 2 tahapan utama. Tahap awal yaitu pembuatan larutan biang dari akar bambu, dilakukan dengan cara potong kecil kecil akar bambu sebanyak 500 g dengan pisau atau gunting, masukkan kedalam wadah atau botol kedap udara, lalu akar bambu direndam dengan air steril sebanyak 1,5 L selama 3-4 hari. Biakan yang sudah berhasil ditandai dengan adanya bau busuk dari rendaman akar bambu. Saring larutan untuk kemudian diperbanyak pada larutan media perbanyakan. Tahap kedua adalah pembuatan media perbanyakan dengan cara, air bersih disiapkan sebanyak 10 L dimasukkan pada panci lalu seluruh bahan media perbanyakan yakni gula 4 ons, bekatul 1 kg, terasi 1 ons, dan molase 1 sdm dimasukkan secara bergantian lalu diaduk sampai tercampur rata dan mendidih. 

Setelah mendidih larutan dibiarkan hingga dingin kemudian dipindahkan pada wadah kedap udara. Larutan biang akar bambu yang sudah disiapkan dicampurkan pada media perbanyakan sehingga biang tersebut dapat tercukupi makanannya dan dapat berkembang biak. Larutan tersebut diinkubasi selama 14 hari. Indikasi keberhasilan pembuatan PGPR yaitu memiliki warna yang lebih terang, memiliki bau menyengat, terdapat busa, terdapat kerak putih tipis pada lapisan atas cairan, serta cairan dalam suhu yang normal atau dingin.

Aplikasi PGPR pada tanaman kelengkeng/dokpri
Aplikasi PGPR pada tanaman kelengkeng/dokpri

Aplikasi PGPR dilakukan pada tanaman kelengkeng. Praktik aplikasi dilakukan dengan metode demonstrasi plot dengan beberapa perwakilan kelompok tani di seluruh Desa Greges pada kebun kelengkeng proyek perencanaan desa wisata petik buah kelengkeng. Cara aplikasi PGPR yaitu dengan mencampurkan 50 ml PGPR dalam 1 liter air lalu disiramkan pada daerah sekitar perakaran pohon kelengkeng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun