Mohon tunggu...
wardah salsabila
wardah salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

love to write something cool

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembangunan dalam Perspektif Media

5 April 2024   16:43 Diperbarui: 5 April 2024   16:46 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Latar Belakang

Pembangunan merupakan salah satu fokus utama pemerintah dalam menjalankan tugasnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam konteks ini, media memiliki peran penting sebagai penyampai informasi, penghubung antara pemerintah dan masyarakat, serta sebagai pembentuk opini publik. Dalam artikel-artikel yang telah direview sebelumnya, tema pembangunan diangkat dalam berbagai dimensi, mulai dari pembangunan desa, pembangunan infrastruktur telekomunikasi, hingga pembangunan kereta cepat Trans-Borneo. Pembangunan di wilayah terpencil (3T) seperti desa-desa dan kawasan perdesaan, serta pembangunan infrastruktur telekomunikasi di wilayah-wilayah terluar, merupakan tantangan tersendiri bagi pemerintahPermasalahan Pembangunan: Meskipun upaya pembangunan telah dilakukan secara terus-menerus, masih terdapat sejumlah permasalahan yang dihadapi, baik dalam hal aksesibilitas maupun kualitas infrastruktur. Pembangunan desa, misalnya, menghadapi kendala dalam peningkatan kualitas infrastruktur dan layanan dasar, terutama di wilayah-wilayah terpencil. Sementara itu, pembangunan infrastruktur telekomunikasi di wilayah 3T juga menghadapi tantangan dalam hal pemenuhan kebutuhan akan konektivitas yang merata dan berkualitas. Selain itu, dalam pembangunan kereta cepat Trans-Borneo, diperlukan koordinasi yang baik antar negara untuk mencapai kesepakatan terkait rute, pembiayaan, dan implementasi proyek.

Data Capaian dan Kendala serta Level Wilayah

Meskipun pembangunan desa telah mencapai beberapa capaian signifikan seperti peningkatan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan infrastruktur dasar, terdapat kendala yang masih perlu diatasi. Salah satunya adalah kesenjangan yang masih cukup besar antara desa dan kota, yang tercermin dalam disparitas akses terhadap layanan dan fasilitas. Meskipun beberapa desa telah mengalami kemajuan, masih banyak yang terpinggirkan dan belum merasakan dampak pembangunan secara menyeluruh.

Di wilayah terpencil (3T), pembangunan infrastruktur telekomunikasi telah menunjukkan peningkatan dengan adanya peningkatan jumlah base transceiver station (BTS). Namun, tantangan yang masih dihadapi adalah penyediaan akses internet yang merata dan berkualitas. Meskipun infrastruktur fisik telah diperluas, masih ada kesenjangan dalam akses terhadap teknologi informasi dan komunikasi yang memadai. Hal ini dapat menghambat kemajuan ekonomi dan sosial di wilayah-wilayah tersebut.

Sementara itu, dalam pembangunan kereta cepat Trans-Borneo, kendala-kendala yang dihadapi cukup kompleks. Salah satunya adalah koordinasi antar negara yang menjadi krusial mengingat proyek ini melintasi beberapa wilayah negara. Selain itu, masalah pembiayaan juga menjadi faktor penghambat yang perlu diperhatikan secara serius. Pemilihan rute yang optimal juga menjadi pertimbangan penting dalam memastikan efisiensi proyek ini. Dengan berbagai kendala yang dihadapi, diperlukan upaya kolaboratif antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut demi mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif di semua level wilayah.

Alternatif Solusi Yang Diberikan

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan pendekatan solusi yang terintegrasi dan berkelanjutan. Pertama, dalam konteks pembangunan desa, perlu dilakukan peningkatan kualitas infrastruktur dan layanan dasar secara merata, seperti penyediaan akses air bersih, listrik, dan transportasi yang memadai. Selain itu, pemberdayaan ekonomi masyarakat desa melalui program-program pelatihan, bantuan modal usaha, dan pengembangan pasar lokal juga menjadi kunci untuk mengurangi kesenjangan antara desa dan kota.

Kedua, di wilayah terpencil (3T), diperlukan peningkatan aksesibilitas dan kualitas layanan telekomunikasi dengan memperluas jaringan BTS dan menyediakan akses internet yang terjangkau dan berkualitas. Pengembangan teknologi tepat guna seperti solusi satelit atau jaringan nirkabel dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan konektivitas di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau secara fisik. Kolaborasi dengan sektor swasta untuk investasi dalam infrastruktur telekomunikasi juga menjadi strategi yang penting.

Ketiga, dalam pembangunan kereta cepat Trans-Borneo, diperlukan kerjasama antar negara untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan semua pihak, termasuk dalam hal pembiayaan proyek dan pemilihan rute yang optimal. Dialog dan negosiasi yang intens antar negara yang terlibat menjadi krusial untuk menyelesaikan kendala koordinasi dan pembiayaan. Selain itu, keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan dalam proses pengambilan keputusan juga perlu ditingkatkan untuk memastikan proyek ini memberikan manfaat maksimal bagi seluruh wilayah yang dilintasinya.

Dengan demikian, pembangunan dalam perspektif media memegang peran penting dalam menyampaikan informasi, membangun kesadaran, dan memobilisasi dukungan masyarakat serta pemangku kepentingan untuk mencapai pembangunan yang inklusif, berkelanjutan, dan merata di seluruh wilayah Indonesia. Melalui pemberitaan yang informatif dan proaktif, media dapat menjadi alat yang efektif dalam memperkuat komunikasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk mencapai tujuan pembangunan yang diinginkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun