---
Bukan Hanya Roda yang Menyentuh Tanah
Jembatan Budaya, Ekonomi, dan Kemajuan: Apakah Penerbangan Perdana Menandai Babak Baru untuk Papua Pegunungan?
Pendaratan perdana Sriwijaya Air di Bandara Wamena, Jayawijaya, pada 29 Juli 2025 bukan hanya peristiwa teknis dalam dunia penerbangan. Ia adalah momentum simbolik: sebuah pesawat dari Jakarta, melalui Makassar dan Timika, akhirnya menyentuh jantung pegunungan Papua. Tapi yang menyentuh tanah bukan hanya roda besi Boeing 737 --- harapan, peluang, dan babak baru ikut tiba bersama angin dingin Distrik Hubikosi.
Data
Dalam laporan resmi Antara News dan konferensi pers oleh pihak Sriwijaya Air, disebutkan:
- Penerbangan dilakukan tiga kali seminggu, tanpa subsidi pemerintah daerah.
- Rute memotong akses sebelumnya yang harus melalui Jayapura.
- Kapasitas dibatasi menjadi 111 penumpang karena landasan pacu pegunungan.
- Pendaratan disambut Wakil Mendagri, Forkopimda Jayawijaya, dan tokoh masyarakat.
Fakta ini menunjukkan bahwa Papua Pegunungan secara logistik mulai terhubung langsung ke pusat-pusat nasional --- sesuatu yang sebelumnya hampir mustahil.
---
Perspektif Multidisipliner
1. Geografi dan Infrastruktur
Menurut teori konektivitas regional (Rodrigue et al., 2020), keberadaan rute udara permanen adalah indikator awal integrasi kawasan. Bandara Wamena yang sebelumnya berstatus semi-terisolasi kini menjadi titik simpul baru dalam jaringan transportasi nasional.