Mohon tunggu...
HUN FLOCKY
HUN FLOCKY Mohon Tunggu... Aktivis budaya Masyarakat Lembah baliem suku hubula

Menulis dan menyoroti pentingnya akar dan identitas budaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Krisis Identitas antara Pasif dan kritis (Hun flocky)

6 Juli 2025   20:40 Diperbarui: 6 Juli 2025   20:40 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi Tom Cristian Marian 

KRISIS IDENTITAS EKONOMI DI JAYAWIJAYA: ANTARA KEMAJUAN DAN KEHANCURAN, ANTARA PASIF DAN KRITIS

Oleh : Hun Flocky
Ditulis untuk refleksi dan advokasi

Di Persimpangan Arah dan Akar

Jayawijaya (Lembah Baliem) adalah rumah bagi tanah yang subur, budaya yang luhur, dan masyarakat yang selama berabad-abad hidup selaras dengan alam. Namun kini, wilayah ini berada di persimpangan antara mempertahankan akar atau mengejar arah baru yang belum tentu sesuai. Di tengah pembangunan infrastruktur dan pembentukan Daerah Otonom Baru (DOB), muncul satu gejala yang tak kasatmata namun sangat menentukan: cara berpikir yang terdistorsi.

Distorsi Cara Berpikir: Ketika Arah Pembangunan Tak Lagi Berakar

Distorsi ini bukan sekadar salah paham, melainkan pergeseran nilai kolektif yang membuat masyarakat---dan bahkan pemerintah---mulai mengukur kemajuan dengan parameter luar: gedung, jalan, jabatan, dan konsumsi. Beberapa bentuk distorsi yang kini tampak nyata:

  • Menganggap desa sebagai tempat yang harus ditinggalkan, bukan dikembangkan.

  • Melihat profesi petani, pengrajin, dan nelayan sebagai simbol keterbelakangan, bukan kekuatan ekonomi lokal.

  • Mengukur keberhasilan dari seberapa banyak bantuan diterima, bukan dari seberapa mandiri komunitas bisa bertahan.

  • Mengabaikan pendidikan berbasis budaya, padahal sekolah adat seperti di Sumunikama telah membuktikan bahwa identitas bisa menjadi fondasi masa depan[1].

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun