Mohon tunggu...
Wara Katumba
Wara Katumba Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

POLITIK LU TU PENGADU (POLITIKus LUcu TUkang PENGAngguran berDUit

Selanjutnya

Tutup

Politik

Laporan PP-PMKRI, Senjata Makan Tuan untuk Rizieq dan MUI?

29 Desember 2016   12:07 Diperbarui: 29 Desember 2016   12:16 4599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: hidayatullah.com

Tidak mungkin Islam berharap Kristen harus sama keyakinannya, begitupun sebaliknya Kristen tidak mungkin berharap Islam harus sama keyakinannya.

Oleh karena itu, Undang-Undang Hukum Pidana pasal 156 mengatur, memberi batasan agar tidak saling mengklaim agamanya yang paling benar, namun diatur untuk saling menghormati dalam toleransi.

Jika Yesus adalah anak Tuhan menurut keyakinan Kristen, tidak ada salahnya karena itu merupakan keyakinan agama Kristen.

Sebutan “Anak Tuhan” mungkin lebih nyaman diucapkan dan bisa saja pengertian bagi umat Kristen adalah Utusan Tuhan yang tidak dipahami oleh si Rizieq FPI.

Atau, Yesus adalah sebutan bagi umat Kristen berharap umat islam mengikutinya. Sebaliknya, Nabi Isa adalah sebutan bagi umat Islam berharap umat Kristen mengikutinya, Jelas tidak akan pernah bisa sama.

Sama halnya saat kita menjumpai keluarga satu dengan keluarga yang lain berbeda sebutan dari seorang anak memanggil orang tuanya dengan sebutan Ayah, Ayahanda, bapak, papa, papi, pakcik dan lain-lain tanpa diketahui maksud dan tujuannya.

Anda punya keyakinan terbiasa memanggil “Ayah” kemudian ada orang lain mengejek anda tidak pantas memanggil “Ayah” karena anda bukan anak kandung sehingga lebih pantas memanggil “Ayah Tiri”.

Jadi, keyakinan tidak bisa dilecehkan hingga ditertawakan seperti yang dilakukan Rizieq FPI sampai harus mengatakan “Kalau Tuhan beranak, bidannya siapa?”.

Unsur pelecehan, mengolok-olok yang diucap Rizieq FPI sudah termasuk kategori penistaan agama karena menyinggung agama yang bukan dia anut.

Kronologi ucapannya seolah-olah Rizieq bertemu penganut Kristen mengucapkan “selamat natal” disertai artinya Selamat hari lahir Yesus Kristus sebagai anak Tuhan“ dihadapan Rizieq dan dibalas ‘Pak, lam yalid walam yulad,’ Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan”. Kemudian, apakah Rizieq melanjutkan dengan bertanya dihadapan penganut Kristen tersebut “Kalau Tuhan beranak, bidannya siapa?”?

Apakah mungkin Rizieq berani bicara dengan bertanya “Kalau Tuhan beranak, bidannya siapa?”. Seandainya ada lawan bicaranya, siapa penganut Kristen itu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun