Mohon tunggu...
Chairul Walid
Chairul Walid Mohon Tunggu... -

Padamu Negeri Kami Berjanji \r\nPadamu Negeri Kami Berbakti \r\nBagimu Negeri Jiwa Raga Kami...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Asuransi Bukan Pilihan

26 Maret 2015   23:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:57 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minggu lalu aku kedatangan sahabat lama, mungkin sudah 10 tahun kami tak saling jumpa. Pembicaraan ngalor ngidul tentang nostalgia lama, sampai kepada satu cerita yang membuat ku semakin yakin tentang asuransi itu bukan pilihan.

Sahabatku bercerita tentang bosnya di tempat ia bekerja. Sebut saja bapak A namanya, ia berada dalam puncak kesuksesan karirnya. Dari segi finansial bapak A termasuk kalangan super kaya, rumah besar lebih dari satu dibeberapa tempat di jakarta, Puncak dan Surabaya. Belum lagi mobil keluaran terbaru masing-masing untuk istri dan anak-anaknya. Dengan anak 3 orang masing-masing berumur 7 tahun, 10 tahun dan 13 tahun serta istri tercinta keluarga ini memang menjadi keluarga idaman setiap orang sepertinya. Mereka hidup dengan segala kemewahan dan melimpah.

Kisah kehidupan berubah drastis bermula dari bapak A terkena serangan stroke, mengakibatkan kelumpuhan sebelah mulai dari kepala hingga kaki kanannya. Upaya untuk berobat terus dilakukan, namun waktu terus berjalan hingga bulan ke 6 bapak A mengalami stroke belum ada perkembangan yang berarti. Kesedihan keluarga semakin bertambah setelah pihak perusahaan tempat bapak A bekerja memberikan isyarat untuk mengistirahatkan bapak A dari pekerjaannya.

Takdir harus dijalani oleh istri dan anak-anaknya, semua aset sudah hampir terjual semuanya untuk membiayai bapak A berobat sampai ke Luar Negeri. Hanya tersisa satu-satunya rumah yang mereka tempati yang mereka miliki dan pada akhirnya terpaksa juga di jual untuk membiayai kebutuhan hidup keluarga. Karena perusahaan sudah memberikan pesangon  tanda pemutusan hubungan kerja  bapak A dengan perusahaan.

Segala usaha sudah diupayakan, namun kembali lagi kepada takdir akhirnya bapak A meninggalkan keluarga yang tercinta untuk selamanya setelah mengalami stroke yang kedua.

Belakangan diketahui dari sang istri, bapak A sangat anti terhadap asuransi, ia merasa cukup dengan uang dimiliki. Uang yang ia miliki  bahkan bisa untuk membangun  Rumah Sakit kata istrinya mengingat kata-kata bapak A ketika masih hidup.

Dalam hati, selain rasa duka dan penyesalan terhadap sikap bapak A , aku semakin yakin bahwa Asuransi itu bukan pilihan tapi adalah sebuah KEHARUSAN untuk kita miliki agar dapat  memproteksi dan melindungi orang-orang yang kita cintai dari kondisi kritis penyakit bahkan kematian sang kepala keluarga.

Semoga terinspirasi....salam sukses !!

www.tipsjituasuransi.com

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun