Aksi penyerangan terhadap pendakwah Syekh Ali Jaber mendapat perhatian dari berbagai pihak, walaupun pelakunya sudah diamankan oleh pihak kepolisian, namun tetap saja api provokasi selalu dimainkan, dan seperti biasa menjelang bulan september begini, isu Komunisme selalu ramai kembali.
Entah apa yang sebenarnya diinginkan, adanya peristiwa penikaman Syekh Ali Jaber kemudian berbuntut pada ramainya isu Komunisme, kita bisa lihat pada cuitan Ustadz Tengku Zulkarnain, beliau menulis, "Ceramah tegas dan keras DIMUSUHI. Ceramah Lucu DIHINA. Dibilang tdk BERMUTU. Eee Giliran Ceramah Adem, Malah DITUSUK... Siapa Gerombolan Mereka Itu? Apa Ada Hubungan dgn Gerakan September..? Ada yg Bisa Bantu Jawab...?". lain pula dengan Munarman, sekretaris umum FPI, menyebutkan, seperti dirilis oleh viva.co.id, dia menyebutkan begini, "Modus pembunuhan para ustaz dan ulama ini biasa dilakukan oleh golongan komunis ekasila dan trisila. Sejarah membuktikan tahun '48, '65, 98, dan 2019 saat menjelang pilpres,".
Padahal kasus tersebut masih didalami oleh kepolisian, namun provokasi pada hantu bernama Komunisme selalu digaungkan, Riding The Wave, menaiki ombak, tuduhan dan provokasi semacam ini sangat disayangkan terjadi, kenapa?keamanan nasional ditengah pandemi begini ini seharusnya harus makin teduh, bukan malah diprovokasi dengan tuduhan-tudahn yang sama sekali tidak mendasar, kita bersama muak dengan tuduhan-tuduhan semacam ini, apakah tidak sebaiknya pemerintah, kepolisian misalnya, menindak tegas pada para provokator tersebut?
Biarlah kejadian yang menimpa Ali Jaber diurus tuntas oleh aparat penegak hukum, jangan kemudian rakyat dipanas-panasin dengan opini-opini yang tak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya, dan terakhir, mari semua berdoa, semoga lekas sembuh Ust Ali Jaber dan Indoneisa terus aman ditengah pandemi ini.
