Kita harus menghadirkan diskusi pada tingkatan yang lebih tinggi. Tidak hanya sekedar bertanya, menjawab lalu selesai.
Kita harus memberi ruang berpikir bagi tiap-tiap individu untuk menyampaikan pendapat, menyanggah dan menambahkan.
Karena kampus sejatinya adalah memang tempat untuk berpikir.
Tidak perlu alergi dengan perdebatan, tak perlu tegang dan bawa perasaan.. Karena toh bangsa ini juga terlahir dari perdebatan para tokoh-tokoh bangsa terdahulu baik di meja-meja diskusi ataupun warung kopi...
Dan itu semua berlanjut hingga sekarang, tak perlu ada yang di takutkan.. Yang harus kita pastikan adalah bagaimana kita menghadirkan diskusi-diskusi yang memiliki nilai nutrisi bagi kecerdasan publik..
Otak tak boleh di diamkan, ajak dia berimajinasi dan berpikir secara kritis.. Mari hidupkan diskusi dengan saling bertukar fikiran, ilmu dan wawasan.. Tak boleh ada yang melarang manusia berakal untuk menggunakan akal nya..
Diskusi tidak bisa di lepaskan dalam perjalanan kehidupan manusia, bahkan berdirinya satu bangsa yang besar seperti Indonesia sendiri tidak terlepas dari proses diskusi dan perang narasi disamping perlawanan secara fisik tetap terus di gaungkan.
Diskusi itu sendiri memiliki etika yang perlu di perhatikan dalam islam, islam mengajarkan diskusi yang memberikan manfaat, menggunakan kalimat yang baik, sopan santun serta mengutamakan untuk menahan amarah dan berlapang dada menerima pendapat orang lain.
Pada akhirnya, Diskusi mempertemukan pemikiran-pemikiran yang berbeda di dalam setiap kepala, baik dalam ruang-ruang rapat atau justru ruang-ruang debat yang menghadirkan argumen dengan mutu yang harus di jaga dengan banyak membaca.
Kita tidak bisa hidup dalam satu tempat yang hanya di bangun oleh kerangka berfikir seorang saja atau mengacu kepada kelompok tertentu, Seluruh orang berhak memberikan sumbangsih pikiran yang ada di dalam kepala mereka.