Mohon tunggu...
wahyu falah
wahyu falah Mohon Tunggu... Guru - belajar, bekerja, berdoa, bertawakal

Saya orang Indonesia. Lahir di pulau Buton. Kuliah di tanah Jawa. Kini bekerja di Kendari

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengenali Diri sebagai Pendidik

3 Juni 2022   06:05 Diperbarui: 3 Juni 2022   06:12 1928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mengawali tulisan ini dengan mengajukan dua buah pertanyaan kepada para guru dan pendidik. Mengapa memutuskan ingin menjadi pendidik ?. Bagaimana perjalanan perjuangan hingga sampai pada profesi pendidik ?. Bila anda refleksikan ke belakang, saat anda mempertimbangkan untuk memilih profesi yang akan anda geluti. 

Terbentang banyak pilihan-pilihan kritis. Pilihan kritis ini menuntut anda untuk memilih. Biasanya terjadi ketika anda akan memilih jurusan saat SMA, atau saat akan memasuki perguruan tinggi atau bisa juga saat anda selesai kuliah dan bingung untuk memutuskan akan melamar kerja dimana. 

Dengan mempertimbangkan dan merenungkan segala sesuatunya dan bagi  yang muslim mungkin dengan sholat Istikharah, anda putuskan untuk menjadi guru. Refleksi berikutnya, anda ingat kembali bagaimana perjuangan hingga menjadi guru. Saat tamat SMA, anda langsung mengabdi menjadi guru honor di suatu sekolah di kampung anda. 

Atau ketika taman kuliah fakultas keguruan anda mengikuti seleksi CPNS untuk formasi guru. Atau jika jurusan kuliah anda bukan fakultas keguruan anda mengambil akta mengajar atau magang dahulu pada sekolah negeri. Atau tiba-tiba saja anda ditawari untuk menjadi guru dari pada sekolah swasta favorit. Tentu saja setiap orang memiliki perjalanan berbeda-beda hingga sampai menjadi guru saat ini.

Setelah anda menjadi guru. Apa yang anda lakukan ? Sekedar mengajar di depan kelaskah ? atau aktif juga melatih dalam program ekstrakurikuler atau ikut aktif dalam organisasi persatuan guru pada saat bersamaan ?. Dalam mengajar di kelas apakah hanya menggunakan metode ceramah atau anda variasikan dengan diskusi, bercerita, simulasi, dan demonstrasi. 

Penggunaan bahan ajar apakah hanya satu buku teks saja atau anda tambahkan dengan buku-buku yang lain atau bahkan dari sumber media lain seperti internet dan lingkungan sekitar. Atau anda cukupkan hanya ceramah di depan kelas yang penting gaji dan tunjangan lancar. Semua jawaban atas rentetan pertanyaan ini adalah hak anda untuk menjawabnya.

Sudah berapa lama anda menjadi guru ? bagaimana perkembangan cara belajar anak didik anda dari waktu ke waktu ? Apakah terjadi perubahan ?. Kondisi saat ini, dengan kemajuan teknologi dan informasi, murid-murid dapat mencari sumber-sumber belajarnya sendiri dan belajar dengan caranya sendiri. 

Mereka akan mencari jawaban atas apa yang menjadi rasa penasaran dan keingintahuan mereka. Jika anda tidak kreatif dengan cara mengajar dan bahan ajar anda, maka murid-murid akan cepat bosan dan terkesan tidak memperhatikan apa yang anda ajarkan. 

Sudahkah anda meningkatkan kapasitas diri agar selalu mengikuti perkembangkan informasi dan pendidikan yang sesuai dengan konteks zamannya ? Berapa banyak anda membaca buku dalam satu bulan ? 

Pernahnya anda melihat bahan ajar dari internet ?. Murid-murid zaman ini sudah berbeda dengan zaman saat kita menjadi murid dahulu. Namun mereka tetap membutuhkan sosok guru di dalam kelas untuk membimbing mereka. Kita perlu terus belajar agar bisa mengantarkan murid-murid untuk berdaya dan menjadi manusia merdeka.  

Menurut Ki Hajar Dewantara, Manusia merdeka adalah manusia yang hidupnya bersandar pada kekuatan sendiri baik lahir maupun batin, tidak tergantung pada orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun