Mohon tunggu...
Wahyu_Universitas Siber Asia
Wahyu_Universitas Siber Asia Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa Universitas Siber Asia

Jakarta, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Soft Power Indonesia dalam Hubungan Internasional

26 Juli 2021   16:20 Diperbarui: 26 Juli 2021   16:32 4652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Soft Power adalah kemampuan suatu negara untuk mempengaruhi pihak lain dengan menggunakan daya tarik, bukan menggunakan penekanan atau pemaksaan seperti yang terjadi di masa-masa sebelumnya. Sementara menurut Nye (2008) soft power terdiri dari unsur-unsur budaya, sistem nilai dan kebijakan. Menurutnya Amerika adalah pelaksana soft power terdepan.

Soft power tentu memiliki keuntungan tersendiri bagi pelaksananya. Keuntungan yang didapat dari melaksanakan soft power adalah Menggeser perbincangan mengenai diplomasi public ke arah the real of national security dan membingkai arena perdebatan Hubungan Internasional untuk memberi perhatian lebih terhadap topic diplomasi publik.

Ada keuntungan maka ada juga kekurangan. Kekurangan soft power terdapat pada mekanisme getting what one wants (mendapatkan apa yang diinginkan), lalu cenderung memaksakan (negative soft power/ambisius), kemudian memiliki kecenderungan untuk bersifat atraktif dan berkekuatan dalam mendengarkan dan membuka jalan terhadap perubahan.

Lalu, apa saja sih contoh soft power yang telah dilakukan Indonesia sebagai bentuk hubungan diplomasi kepada Negara-negara lain? Berikut adalah pembahasannya.

  • Diplomasi Batik Indonesia di Amerika dan Eropa

Batik  merupakan kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dalam menuliskan atau menerakan malam (zat lilin) pada kain tersebut. Batik sendiri berasal dari bahasa Jawa yaitu “Ambathik”. Amba  berarti lebar/luas kain, dan matik atau titik yang artinya adalah menghubungkan titik menjadi gambar bermotif tertentu.

Diplomasi Batik Indonesia di Amerika terjadi di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Penelitian tersebut menganalisis tentang batik sebagai kebudayaan asli Indonesia dan menjadi nation branding untuk memenuhi kepentingan nasional Indonesia melalui diplomasi di Amerika sebagai soft power yang diandalkan oleh presiden SBY. Adapun tujuan dari diplomasi batik yakni untuk memperbaiki citra Negara, hubungan bilateral, dan meningkatkan ekonomi politik pada masa pemerintahannya.

Semenjak saat itu, atau setidaknya sejak ada Hari Batik Nasional, kini batik tidak lagi terlalu formal. Batik sudah mencair menjadi karya dan budaya asli Indonesia yang fashionable dan kekinian. Seperti contohnya beberapa tahun lalu, dimana batik bermotif klub sepakbola menjadi trend di Indonesia, bahkan mendunia. Motif motif yang disajikan sangat beragam. Mulai dari motif klub sepakbola dalam negeri seperti Arema, Persija, Persib, dan Persebaya, hingga klub sepakbola Eropa seperti Arsenal, Manchester United, Manchester City, FC Barcelona, dan Real Madrid. 

Potret saat Beberapa Pemain Arsenal Menggunakan Batik
Potret saat Beberapa Pemain Arsenal Menggunakan Batik

Kemudian, Batik Bermotif sepakbola kian populer setelah beberapa pemain Arsenal, klub sepak bola dari Inggris  menggunakan kemeja batik bermotif klub asal Inggris tersebut. Meskipun belakangan ini performa Arsenal menghadirkan banyak tawa dengan blunder blundernya, tetapi pada tahun dimana mereka menggunakan batik itu, arsenal cukup tangguh dengan masuk ke dalam daftar top 6 liga Primer Inggris. 

Marco Veratti saat menandatangani kontrak dengan PSG
Marco Veratti saat menandatangani kontrak dengan PSG

Kemudian, Marco Veratti juga melakukan hal yang sama. Pemain asal Italia itu pernah mengenakan batik saat menandatangani kontraknya dengan Paris Saint Germain. Fotonya sendiri diunggah oleh akun twitter resmi klub asal Perancis itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun