Papanloe, 7 Agustus 2025 — Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Universitas Hasanuddin (Unhas) sukses melaksanakan program pemetaan administrasi Desa Papanloe, Kecamatan Pa’jukukang, Kabupaten Bantaeng. Kegiatan yang berlangsung sejak Juli hingga awal Agustus 2025 ini menjadi langkah nyata menuju tata kelola desa yang lebih transparan, terstruktur, dan berbasis data. Penyerahan peta administrasi dilakukan secara resmi kepada Kepala Desa Papanloe pada Senin, 4 Agustus 2025.
Program ini dilatarbelakangi oleh ketiadaan peta administrasi yang memadai di Desa Papanloe. “Sebelumnya desa belum memiliki peta mutakhir, sehingga menyulitkan proses perencanaan pembangunan, pendataan fasilitas umum, bahkan pengelolaan potensi alam. Melalui program ini, kami ingin menghadirkan data spasial yang akurat agar perencanaan bisa lebih tepat sasaran,” ungkap Niqmatul Irsani, penanggung jawab program yang juga mahasiswa Ilmu Kelautan Unhas.
Proses pemetaan dilakukan melalui beberapa tahap. Tahap awal adalah survei lapangan dengan memanfaatkan teknologi seperti GPS, Avensa, dan Timestamp untuk merekam titik koordinat, serta wawancara dengan perangkat desa untuk menentukan batas wilayah dan lokasi fasilitas umum. Tahap berikutnya adalah pengolahan data menggunakan perangkat lunak ArcGIS, yang menghasilkan peta digital lengkap mencakup batas dusun, sebaran fasilitas publik, hingga potensi ekonomi desa.
“Peta ini sangat membantu kami dalam merencanakan pembangunan infrastruktur dan mengelola potensi desa. Sekarang kami punya data yang jelas untuk mengajukan proposal bantuan ke pemerintah kabupaten,” ujar Kepala Desa Papanloe, Rahmat Hidayat, sambil mengapresiasi kerja keras mahasiswa KKN.
Selain versi digital, peta administrasi juga dicetak dan dipasang di kantor desa agar mudah diakses masyarakat. Program ini juga menghasilkan basis data spasial yang bisa diperbarui secara berkala. Niqmatul berharap peta ini tidak berhenti pada tahap serah terima. “Kami merekomendasikan pelatihan lanjutan untuk perangkat desa agar mampu mengelola dan memperbarui data secara mandiri. Ini penting untuk keberlanjutan program,” jelasnya.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa KKN tidak hanya bermanfaat sebagai ajang pengabdian mahasiswa, tetapi juga sarana transfer teknologi dan inovasi bagi desa. Dengan fondasi data yang akurat, Desa Papanloe kini memiliki pijakan kuat untuk mewujudkan pembangunan yang lebih terarah, inklusif, dan modern.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI