Jangan ngehujat, baca sampe selesai, baca semuanya, jangan mainin fikiran pendek dalam merespon sebuah informasi. Sebab ada bukan Tuhan, bukan pula prajuritnya, maka mari mempertanyakan pertanyaan tentang Tuhan!!
Tuhan itu tidak ada dalam Pemahaman kamus saya, bahkan ketika Tuhan itu ada sendiri ia sudah salah akan keberadaanya, itulah kata saya yang kemudian akan di pertanggungjawabkan. Tuhan itu ada ketika manusia mengadakan Tuhan dengan fikiran, lalu Tuhan itu ada. Tuhan itu ada ketika manusia mengandalkan kitab suci mereka, kemudian dengan penerimaan lalu setelahnya Tuhan itu ada. Tuhan itu ada ketika manusia mencari dengan argumen logis mereka perihal berbagai pembuktian, kemudian Tuhan itu ada.Â
Sisi lain, Tuhan tidak ada, mereka juga membuktikan Tuhan tidak ada dengan keberadaan fikiran dan pembuktian rasional. Tuhan tidak ada sebab jika Tuhan ada banyaknya ketidakadilan, kejahatan, ketidakpastian, ketidakwarasan ini berlimpah. Jadi mereka berasumsi Tuhan tidak ada.Â
Perdebatan ada dan tidak ada Tuhan masih terjadi. Saya menyatakan Tuhan itu tidak ada, Tuhan tidak ada sama sekali, bahkan Tuhan juga tidak ada untuk menjadi ada. Tuhan yang ada dan tidak ada itu perdebatan manusia, Tuhan itu mustahil ada dan mustahil juga tidak ada, sisi lain Tuhan juga mustahil pada fikiran ada dan tidak ada. Saya ingin katakan disini bahwa buat apa berbicara soal Tuhan ada dan tidak ada?, jika semua pertanyaan itu memposisikan Tuhan sebagai objek.Â
Terlepas argumentasi keimanan dan kepercayaan, bahkan rasional mengatakan Tuhan itu ada, kemudian sisi lain banyak orang menyatakan Tuhan tidak ada. Lalu ketika merujuk pada kebenaran dan yang mana harus di ikuti, jawaban ini pasti memunculkan subjektif. Dengan penuh keyakinan barangsiapa menjawab "Tuhan itu ada atau tidak ada? " Dengan jawaban dari ada dan tidak ada, saya pastikan jawaban itu subjektif.Â
Jika semua ini adalah jawaban subjektif, izinkan saya memberikan jawaban subjektif juga. Barangkali bisa menjadi opsi untuk kita berfikir lebih matang untuk itu, saya menawarkan pandangan lain yang akan memberikan kita cara berfikir lebih matang. Konsep yang saya tawarkan bernama Nontologi, yakni konsep yang menentang ontologi pertanyaan soal Tuhan ada dan tidak ada.Â
Nontologi merupakan konsep yang memberikan wacana singkat bahwa buat apa Tuhan ada dan tidak ada dalam pertanyaan ontologi, kita akan punya narasi bahwa hakikat sesuatu itu harus ada, oleh karena itulah ontologi pertanyaan pada Tuhan yang diperdebatkan soal ada dan tidak ada. Nontologi menjawab bahwa Tuhan tidak harus ada dan tidak ada dalam pertanyaan ini, tidak perlu Tuhan dibatasi dengan pertanyaan tersebut, bahkan pertanyaan "Tuhan ada dan tidak ada? " Jelas sudah membatasi tuhan. Tuhan tidak hadir sebagaimana fikiran manusia ini yang ada dan tidak ada. Yang ada bukan terlihat atau dalam fikiran kita, bahkan yang tidak ada itu tidak dibicarakan atau tidak ada bisa jadi yang ada kemudian tidak ada. Semua persoalan ada dan tidak ada sudah cacat dalam fikiran manusia dirujuk kepada Tuhan, padahal fakta yang akan kita pahami bahwa Tuhan itu menciptakan.Â
Saya menarik pemahaman penciptaan dalam hal ini secara khusus dalam konsep "Nontologi" Sebagai sesuatu hal tanpa proses, terserah Tuhan mau apapun yang dilakukan, ia adalah Tuhan. Berbeda dengan manusia yang terikat dan segala-galanya ini adalah ciptaan Tuhan yang terikat, kita terikat pada sesuatu hal sehingga tak bisa terlepas sebagai ciptaan. Tuhan menciptakan semua hal tanpa terkecuali, termasuk sesuatu dan segala ruang dan waktu. Apakah ada dan tidak ada termasuk ciptaan?. Jika merujuk pada jawaban keseluruhan ciptaan Tuhan maka ada dan tidak ada ciptaan Tuhan. Lalu mengapa Tuhan harus ada dan tidak ada?.Â
Ini pertanyaan yang jarang dipahami oleh kita sendiri, disinilah nontologi memainkan peran nya, ia menjelaskan bahwa Tuhan bukan sesuatu dan bukan dari ruang dan waktu sehingga ia harus ada dan tidak ada. Terlepas juga yang dianggap ada dalam Tuhan itu melampui pemikiran manusia sehingga keimanan harus ditekankan, namun bukan itu persoalannya, mengatakan Tuhan ada sama saja logika berfikir ia ada sebagaimana hidup bersamaan ciptaan, bahkan ada itu diciptakan Tuhan, jadi untuk apa Tuhan ada.Â
Sehingga saya menyatakan Tuhan itu tidak ada, bahkan tidak ada itu ada. Sehingga Tuhan bukan bagian dar ada dan tidak ada, Tuhan menciptakan segala-galanya, terserah ia mau bagaimana, kan ia Tuhan. Ia memiliki untuk segala-galanya dan perdebatan soal Tuhan jelas sudah salah sejak awal. Saya menyatakan sekali lagi, Tuhan tidak terlibat pada ada dan tidak ada yang manusia perdebatan. Manusia penting memahami ini, oleh karena itulah saya sendiri memiliki rasa keimanan yang kuat tidak menyatakan Tuhan bagian dari ada dan tidak ada. Tuhan bukan ontologi yang mudah dibongkar, namun ia pencipta segala-galanya yang maha tak terbatas.