Mohon tunggu...
WAHYU TRISNO AJI
WAHYU TRISNO AJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Selalu sehat para kaum berfikir

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Kita dan Gudetama: Mencintai Hidup, Kemalasan, Petualang, dan Sadar Diri

22 Januari 2023   04:23 Diperbarui: 22 Januari 2023   06:35 1939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Screen Rant

Dirinya bahkan tidak ingin mencari induknya dikarenakan kemalasannya, ada pula satu pesan penting yang diselipkan didalamnya. Yakni dia hanyalah sebutir telur yang sudah pecah dan tak akan dikenal lagi oleh induknya. Berbeda dengan Shakipiyo yang telah menetas dan menjadi seekor ayam yang bisa saja dikenali oleh ibunya.

Kita kadang perlu menjadi gudetama. Sadar diri dan tau porsi kita seperti apa. Jangan sampai kita menyombongkan diri dari ketidakmampuan kita melakukan apapun. Kita memang bisa memiliki ambisi seperti Shakipiyo, akan tetapi kita juga perlu intropeksi dan menyadari bahwa hidup itu tidak akan berpihak kepada kita jika memang itu bukan takdir kita.

Gudetama mengajarkan kita pentingnya hidup sadar diri. Ia bukan seorang filsuf yang mampu menyampaikan hal hal bijaksana,dan bukan seorang yang pintar dan berambisi seperti piyo. Ia hanya seorang telur pecah yang mencintai rebahan dan kemalasan, dan sedikit memahami tentang dunia yang dia sendiri ketahui akan kemana ia harus pergi. "Mencintai rebahan lebih baik darinya ketimbang berpetualang dalam hidup,sebab ia hanyalah telur pecah yang kapan hari akan busuk".

Kartun gudetama ini sangat menarik. Dikarenakan kartun animasi yang dibuat grafis 3D ini memiliki alur cerita yang menarik, dan pastikan cocok untuk semua kalangan. 

Alur cerita yang mengisahkan Petualangan piyo dan gudetama mencari induknya, film ini mengajarkan kita bahwa perjuangan diperlukan, namun yang menjadi catatan terpenting juga ialah sadar diri/introspeksi diri. 

Ini seperti yang di sadari oleh piyo bahwa Gudetama merupakan sebuah telur tanpa cangkang yang sewaktu-waktu bisa membusuk. Piyo pun mencoba mencari cara untuk menghentikan Gudetama dari kebusukan. 

Banyak rintangan yang dihadapi, namun kerja keras dari piyo pun di sadarkan oleh kondisi gudetama yang semakin lama menunjjukan kenyataan, bahwa gudetama hanya sebatas telur yang sudah pecah dan menunggu beberapa massa untuk kadaluwarsa dan busuk.

Sadar diri pada kehidupan yang kita jalani memang menjadi salah satu kunci hidup yang penting. Ketika kita sadar diri pada hidup, maka di situlah kita akan menemukan makna hidup. 

Gudetama mengajarkan kita kemalasan, tapi kemalasan untuk tidak meladeni kehidupan yang memang itulah yang ditakdirkan. Memang, takdir tidak ada yang tahu. Namun kadangkala kita mengetahui posisi kita sendiri dimana didalam hidup ini. namun kita sendiri pun tak menerima nya, kemudian memutuskan untuk melawan takdir. Yang al hasilnya zonk pun yang di dapatkan.

"Usaha tak pernah menghianati hasil" Hal ini memang tidak akan dibantahkan. Namun kita perlu fahami, bahwa kita tak mungkin memaksakan diri yang baru melamar kerja untuk menjadi bos, kita tak mungkin memaksakan diri saat sakit untuk beraktivitas seperti biasa. Sebab konsekuensi yang kita peroleh sangat menyakitkan. 

Disitulah karakteristik gudetama perlu kita contoh, kemalasannya membawa kita kedalam kehidupan menerima takdir dari usaha yang telah kita lakukan. Yang terpenting terlebih dahulu adalah sadar diri dan tahu posisi. Hidup bukan sekedar ambisi yang perlu kita kejar. namun juga lebih dari itu, hidup juga perlu untuk introspeksi diri agar kita sadar bahwa dibalik ambisi, ada catatan yang lain dan penting perlu dipertimbangkan sebelum bertindak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun