Mohon tunggu...
WAHYU TRISNO AJI
WAHYU TRISNO AJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Selalu sehat para kaum berfikir

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Pertandingan Sepak Bola Filsuf: Yunani Klasik Vs Jerman

12 September 2022   06:56 Diperbarui: 12 September 2022   11:08 932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para pemain dari Yunani klasik dan jerman sudah bersiap masuk lapangan. Mereka layaknya pemain kelas kakap yang sudah fasih akan kemampuannya. Penampilan dari Yunani klasik masih mempertahankan ciri khasnya. Memakai baju tradisional, sedangkan para pemain jerman berpenampilan ala orang modern. sehingga sangat jelas membedakan pakaian dari keduanya. 

Konfusius meniupkan peluit permainan, akhirnya pertandingan pun dimulai. Para pemain dari dua negara ini tidak langsung menendang bola. Melainkan mereka berdebat dengan dirinya, Berdialektika, Berkontemplasi. dari dua kubu tidak saling menyerang pertanyaan, melainkan berfikir satu sama lain. 

Pertandingan babak pertama masih berjalan. Mereka tetap pada fikiran keraguan, merenung maupun keteranan. Bola masih saja di tengah lapangan, tidak ada yang menendang bola tersebut, sebab para filosof yang bijaksana tidak terlalu peduli akan bola tersebut. Melainkan mereka hanya berkonsentrasi ada segala pertanyaan yang muncul (khas dari para filosof). 

Pada babak pertama ini sendiri, Friedrich Nietzsche mendapat kartu kuning dari wasit Konfusius. Sebab tidak ad kehendak bebas baginya. Yang ada hanyalah aturan yang telah di buat untuk ditaati, hingga Konfusius bilang bahwa  "nama masuk buku".

Pertandingan babak pertama pun berakhir. Namun hasil pertandingan masih 0 : 0. Kemudian masuk lah pertandingan kedua. Dimana saat itu Karl Marx  sebagai cadangan bagi jerman sudah bersiap siap untuk masuk kedalam permainan untuk menggantikan Ludwig Wittgenstein.  Karl Marx pun masuk ke dalam Lapangan, semangat yang luar biasa yang di tunjjukannya, namun sama saja dengan pemain lainnya. 

Karl Marx saat masuk kedalam lapangan hanya berkelok-kelok di lapangan dan bertanya-tanya pada dirinya sendiri. 

Permainan pun berjalan sengit, bukan mengoper bola ataupun saling mengejar bola. Melainkan mereka sengit dalam keterangan, keraguan hingga berbagai lainnya layaknya ara filosof. Babak kedua mencapai menit akhir, tepatnya pada menit ke 89. 

Archimedes dari pemain Yunani klasik berteriak "eurika" Di saat berjalan nya permainan, kemudian setelah itu Archimedes menendang bola yang ditengah lapangan, kemudian  mengiring ke gawang lawan. Archimedes mengoper bola lambung pada Socrates yang kemudian Socrates bisa menyundul bola dan tercipta lah gol. Akhirnya kemenangan didapatkan oleh pemain dari Yunani klasik. 

Gol tersebut secara langsung menutup pertandingan dengan skor 1-0. Antara yunani klasik dan jerman. 

Saat sketsa di tutup, pemain jerman membantah panggilan itu (panggilan Archimedes), seperti yang dikatakan komentator pertandingan;: "Hegel berargumen bahwa realitas hanyalah tambahan apriori dari etika non-naturalistik , Kant melalui imperatif kategoris berpendapat bahwa secara ontologis itu hanya ada di imajinasi, dan Marx mengklaim itu offside". 

Tayangan ulang membuktikan bahwa, menurut aturan offside , Socrates memang offside, tapi tak bisa di pungkiri bahwa kemenangan didapatkan oleh para pemain dari yunani klasik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun