Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Mudik Cerdik Pilihan

Selamat Mudik, Semoga Selamat Sampai Tujuan, Ya!

2 Juni 2019   08:48 Diperbarui: 2 Juni 2019   08:55 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketika mudik saat menjelang lebaran, nuansanya berbeda. Akan lebih banyak menemui kendaraan dengan plat nomor luar kota. Juga mobil dengan bawaan di atas sebagai ganti bagasi. Lokasi: jalur pantura sebelah timur. (Foto: dok. Wahyu Sapta).

Mudik adalah sebuah tradisi masyarakat Indonnesia yang telah lama ada. Mungkin sejak sebelum saya lahir hingga sekarang. Mudik dilakukan untuk bersilaturahmi dengan keluarga di kampung, saling bermaaf-maafan di lebaran nan fitri.

Lebaran adalah momen yang tepat untuk mudik di sebagian besar masyarakat. Karena hari lebaran biasanya disambut dengan suka cita, berkumpul, ajang berbagi rasa dan kabar. 

Di hari lebaran menyediakan makanan istimewa, acara halal bihalal, maaf-maafan, menyeimbangkan kembali kesalahan yang diperbuat selama setahun di belakang, yang mungkin melakukan kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. 

Sedangkan di hari lain, belum tentu bisa melakukan mudik karena terbatasnya finansial, waktu, dan sebagainya. Mudik di hari lebaran merupakan hal yang istimewa. Mudik itu, sesuatu.

Mudik pada zaman lalu, tak seramai tahun-tahun sekarang. Ketika dulu, mudik kebanyakan memakai kendaraan umum seperti bus, kapal, atau pesawat terbang. Jalan belum begitu padat dengan kendaraan. Masih terbatas dengan kendaraan umum. Jalanan yang tidak begitu lebar juga tidak menjadi masalah. 

Berbeda dengan masa sekarang. Seiring dengan kenaikan jumlah kepemilikan kendaraan pribadi yang kian hari kian bertambah, maka saat mudik, para pemudik lebih memilih memakai kendaraan pribadi. Alasannya karena lebih nyaman, bisa mengatur kebutuhan waktu saat di jalan. 

Misalnya saat ingin istirahat atau berhenti, bisa dilakukan sewaktu-waktu tanpa terpancang oleh kendaraan umum yang memiliki jadwal tersendiri.

Naik kendaraan pribadi lebih nyaman karena tidak perlu berdesak-desakan di dalam kendaraan umum. Pada saat menjelang lebaran, jumlah penumpang kendaraan umum meningkat tajam. 

Mereka rela berdesak-desakan agar bisa sampai tujuan, yaitu kampung halaman mereka. Nah, bagi pemakai kendaraan pribadi, tak perlu berdesakan.

Akibatnya, volume kendaraan pribadi meningkat tajam. Jalan menjadi padat. Menumpuknya kendaraan di tempat tertentu menimbulkan kemacetan. Padahal dari tahun ke tahun, jalanan sudah diperlebar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Mudik Cerdik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun