Hujan Lebat Dua Hari Tanaman Tumpangsari Gunungkidul Semakin Tumbuh Subur dan Menghijau
Istilah Tanaman tumpangsari sangat populer di wilayah Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tumpangsari menunjukkan sejumlah tanaman yang ditanam oleh warga setempat dalam jumlah dua atau lebih jenis tanaman secara bersamaan.
Di wilayah Gunungkidul jenis tanaman yang ditanam secara tumpangsari biasanya terdiri padi, jagung, ketela/ubi singkong dan kacang tanah.
Di sela-sela lahan yang memungkinkan untuk ditanami tanaman juga dimanfaatkan oleh warga masyarakat untuk menanam tanaman produktif lainnya, misalnya pohon turi (sesbania grandifora), rumput kolonjono (Brachiaria Mutica) dan pohon tayuman (bauhinia purpurea).
Ketiga tanaman ini sangat terkenal di wilayah tersebut karena daun dari ketiga pohon ini dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak.
Sebagaimana diketahui bahwa di wilayah ini peternakan hewan terutama hewan sapi dan kambing menjadi primadona hewan ternak peliharaan warga masyarakat.
Tidak mengherankan jika rumput kalanjana mudah dijumpai di lahan-lahan warga masyarakat, demikian juga pohon tayuman dan pohon turi merupakan makanan kegemaran hewan jenis kambing.
Jenis tanaman tumpangsari di beberapa wilayah di Paliyan, Saptosari, Tanjungsari, Tepus dan wilayah lain di Gunungkidul kini tampak menghijau menutupi lahan-lahan pertanian.
Perbukitan-perbukitan pun tampak menghijau dengan tanaman jagung, ketela singkong dan jenis tumbuhan lain dengan umur tanaman sekitar dua-tiga bulan.
Kondisi ini diharapkan akan meningkatkan pendapatan sektor pertanian berupa hasil panen terutama padi dan jagung.
Saat ini makanan ternak berupa tanaman kalanjana dan jagung cukup melimpah di bebarapa wilayah kapanewon Girisubo, Tepus, Tanjungsari, Paliyan, Playen dan beberapa kapanewon lain sisi tengah dan utara. Hal ini akan menguntungkan peternak dalam penyediaan makanan ternak terutama peternak sapi.
Hujan yang cukup lebat dua hari terakhir menambah tanaman tumpangsari tampak sejuk hijau merona.
Semoga cuaca dan hujan bersahabat dengan petani di wilayah-wilayah tersebut sehingga warga masyarakat bisa memanen hasil pertanian mereka dengan dengan hasil yang menggembirakan.
***
Karya artikel: kompasiana.com/wagiyoatiq
Pekan akhir Februari 2024