"Bukan di gedung-gedung tinggi kita belajar tentang pelayanan, tapi di tanah yang dilalui rakyat setiap hari," katanya.
Mario Pranda, putra Bupati pertama Manggarai Barat, Drs. Wilfridus Fidelis Pranda, juga memegang nilai serupa.
Ia menggambarkan Pastor Felix sebagai sosok Gereja yang membumi, hadir di tengah umat, bukan berdiri jauh di atas mereka.
"Kami percaya nilai seperti kesetiaan, pengorbanan, dan kesederhanaan justru nyata dalam kehidupan para gembala kecil seperti beliau," ujar Mario.
Bagi Mario dan Stevi, pernikahan ini bukan hanya menyatukan dua keluarga besar, tetapi juga menjadi penegasan arah hidup dan komitmen politik mereka---berpihak kepada rakyat, bukan sekadar menampilkan simbol kekuasaan.
Mereka sadar bahwa sebagai figur publik, setiap langkah akan diperhatikan, dikomentari, bahkan dikritik.
Namun justru karena itu, mereka merasa bertanggung jawab untuk memulai rumah tangga dengan pilihan yang merefleksikan nilai-nilai yang mereka yakini sejak awal.
"Kami tahu semua langkah akan dinilai, tapi justru karena itu kami ingin memulainya dengan nilai yang benar," ujar Mario.
Dalam khotbahnya, RD Felix Jawa menyiggung soaldarah politik yang mengalir kuat dalam diri Mario Pranda dan dr. Stevi Harman.
Keduanya tumbuh dalam keluarga yang akrab dengan panggung kekuasaan dan dinamika kebijakan publik.
Mario sebagai putra dari Drs. Wilfridus Fidelis Pranda, Bupati pertama Manggarai Barat, dan Stevi sebagai putri sulung dari Dr. Benny K. Harman, politisi nasional yang dikenal kritis dan vokal.