Mohon tunggu...
HIMUN ZUHRI
HIMUN ZUHRI Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis dan Penulis

Himun Zuhri seorang aktivis yang saat ini sebagai kuli tinta

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Jabatannya Finish, Inilah Mas Khafidh dengan Kesantunan dan Ketidaktegasannya

5 Agustus 2018   22:12 Diperbarui: 5 Agustus 2018   22:23 896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wakil bupati Merangin Periode 2013-2018 Drs H Abdul Khafidh MM (suararakyatnews.com)

MERANGIN - Drs H Abdul Khafid, MM pada hari ini tepat lima tahun menjabat sejak dilantik pada 6 Agustus 2013 lalu sebagai wakil bupati Merangin, ia nyaris setia mendampingi Dr H Al Haris, S.Sos., MH sebagai kepala daerah kabupaten ini. Tak hanya Mas Khafid panggilan akrab wabup Merangin periode 2013-2018 yang berakhir (finish) masa jabatannya, Al Haris-pun sebagai bupati-nya juga demikian.

Namun begitu mereka beda kasus, jabatan Al Haris diperpanjang oleh masyarakat secara konstitusional berdasarkan hasil Pilkada 2018 hingga tahun 2023, sementara Mas Khafidh harus mengakhiri kekuasaanya sebagai wabup hingga hari ini. Amanah rakyat pada Pilkada serentak jilid III belum memberi kesempatan kepada Mas Khafid menyambung jabatan sebagai orang nomor dua di bumi tali undang tambang teliti ini.

Sejak dilantik oleh gubernur Jambi Hasan Basri Agus pada lima tahun silam, Al Haris dan Khafid menurut penulis terlihat "berhubungan" sangat baik, bahkan hingga akhir masa jabatan (AMJ), meskipun sejak awal tahun 2018 ini hingga 27 Juni tahun ini mereka harus bersiteru berlawanan dalam kontestasi ajang lima tahunan ini. 

Suami Emi Minarsih ini selama menjabat wabup terlihat jadi sosok yang "tahu diri" sebagai orang nomor dua, perjalanan 5 tahun mendampingi Al Haris mustahil rasanya tak ada masalah dan cekcok diantara mereka, ayah dua anak ini sepertinya cukup piawai dalam meminimalisir persoalan itu, sebab hingga purna bakhti tak ada yang kita ingat soal adanya pertikaian diantara mereka, mereka cukup harmonis.

Jika penulis boleh menyimpulkan type kepemimpinan wakil bupati demisioner ini, yang dirasa cukup membekas diingatan wabilkhusus tentang dua hal "Kesantunan dan Ketidaktegasan", dua kata ini tak bisa penulis lepas dan mohon maaf harus penulis alamatkan kepada pria kelahiran Temanggung 19 Juni 1961 atau 57 tahun silam ini,

Pertama soal Kesantunannya, andai dilakukan survey, saya haqqul yaqin diangka 90 persen responden akan menjawab bahwa lelaki pemilik hobi olah raga sepeda ini adalah hamba tuhan yang memiliki sikap santun, kesantunan mas Khafid sangat terlihat dan begitu membekas, beliau hormat kepada siapa saja, tutur katanya lembut serta menyejukkan, gestur-nya seakan menjelaskan sebuah penghargaan kepada siapapun.

Memang, tak banyak pejabat yang bisa bersikap santun serupa ini, apalagi selevel wakil bupati, kesantunan alumni SDN Jampirejo Temanggung ini terlihat natural dan jauh dari kesan pencitraan, faktor utama kesantuan khafid bisa jadi dikarenakan beliau "orang jawa" sebuah suku yang orangnya terkenal dengan keramahan dan sopan santun. Inilah Khafidh wakil bupati Merangin yang terkenal dengan kesantunannya. 

Kedua soal Ketidaktegasan, soal yang satu ini akan penulis ulas dari pengalaman pribadi, entahlah apakah ketidaktegasan yang saya rasakan juga dirasakan sama oleh pihak lain teruma yang pernah jadi bawahannya di birokrasi. Selama perjalannya menjabat wabup, minim saya melihat sikap tegas dari seorang Abdul Khafidh, apakah ketegasannya redup karena di telan kesantuannya? Entahlah.

Dahulu, semasa saya aktif sebagai demontran, disaat menggelar aksi di kantor bupati Merangin, kami sering disambut oleh mantan camat Limun ini (Khafidh), tetapi setiap apapun yang menjadi tuntutan kami, beliau selalu "bersilat" dengan selalu mengatakan terlebih dahulu, nanti saya laporkan ke pak bupati ya, sebagai wakil kepala daerah tentu kami berpikir ada hal yang harus diambil kebijakan olehnya waktu itu. Tetapi bola panas itu dilempar keatasan.

Bahkan, kami dari pendemo pernah menolak disambut beliau karena jawaban dari tuntutan kami sudah "terbaca", nanti saya lapor bapak bupati dulu, lebih teganya kami waktu itu, atas kekecewaan karena ketidaktegasan beliau kami para pendemo pernah wall out (WO) meninggalkan forum pertemuan yang dia sendiri sebagai pimpinan. Ini ulah ketidaktegaskannya terhadap tuntutan kami.

Ketidaktegasannya bisa saja kita maklumi dengan berfikiran dia memang tak mau melangkahi bupati sebagai atasan. Namun demikian dan dilain kesempatan saya berpengalaman bahwa ketidaktegasan beliau begitu terasa juga membekas hingga sekarang sewaktu berurusan dengannya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun