Namun dengan tak sedetikpun memberi kesempatan kepada calon wakilnya, tentu ini akan berakibat lebih parah lagi, seakan Ojie memberi isyarat kemampuan Jarmin diragukan. Disamping itu menurut penulis, Ojie juga menegaskan bahwa kemampuannya diatas rata-rata, dan sangat jauh diatas kemampuan mantan Kadus 24 tahun itu yang saat ini jadi calon wakilnya.
Lagi, kejadian ini juga tidak mengherankan bagi penulis, sebab sekitar lima bulan lalu atas keputusan Ojie memilih Sujarmin sebagai pendampingnya pada pesta demokrasi 27 Juni 2018 ini penulis anggap sebuah spekukasi besar. Saya tahu betul kemampuan SDM kepada Bappeda pada tiga Gubernur Jambi ini.
Baca Juga : Gaet Jarmin, Ojie Berspekulasi Besar
Menarik untuk dinanti, seperti apa jadinya hubungan FAJAR pasca debat, apakah Jarmin merasa berkecil hati atau menerima dengan dengan senang hati atas "perlakuan" itu, karena tak sedikit pihak yang menyayangkan kejadian itu. Menurut saya jika kehadiran Jarmin di 'hitung' bisa saja dengan mempersilahkan Jarmin membacakan pertanyaan yang telah dikonsep itu. (sekedar bisa dikatakan berbagi)Â
Jika dalam penyampaiannya Ojie tenang dan tidak "mekik-mekik" serta Jarmin diberi kesempatan ikut ngomong agar kehadirannya dianggap sebagai pasangan calon yang juga ikut acara debat. Jika itu dilakukan Ojie tadi malam maka versi penulis FAJAR-lah pemenangnya dalam debat publik ini. (namun itu tak dilakukakan).
Sementara itu, untuk pasangan nomor urut 2 Al Haris - Mashuri (Hamas) paslon ini dihujani berbagai serangan (maklum calon petahana) plusnya bagi pasangan ini mampu mengotrol emosi dan dapat menjawab pertanyaan dan serangan dengan tenang.
Meskipun, menurut penulis tak ada yang nampak begitu menonjol dan istimewa dari apa yang disampaikan pasangan ini, apalagi saat giliran penjelasan oleh Mashuri ada hal yang disampaikan tak kongkrit dan nampak tidak menguasai materi.Â
Namun, kepercayaan Al Haris kepada Mashuri untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan pendidikan maupun soal lain dapat memberikan nilai plus baginya. Dia menunjukkan tipe kepemimpinan demokratis, tidak egois serta menunjukkan tauladan sebagai bupati dan wakil yang harus saling berbagi. Â
Al Haris juga cukup membanggakan Mashuri yang nota bene sebagai mantan kepala dinas pendidikan (meskipun pernah mengundurkan diri jabatanya saat Al Haris bupati). Al Haris berharap kelak, jika terpilih Mashuri diyakini mampu meningkatkan Indek Pembangunan Manusia (IPM) di Merangin.
Selanjutnya, pasangan nomor urut tiga, Nalim - Khafid juga banyak hal menarik yang ditampilkan pada debat yaang terdiri dari enam segmen, Nalim sesuai prediksi penulis memang lemah dalam retorika termasuk pembedaharaan kata, salah sebut juga sering menghiasi jawabannya. Seperti kata "Etensip" yang dimaksud adalah insentif dan beberapa kalimat lain.Â
Beruntungnya Nalim pada pencalonanya kali ini didampingi sosok birokrat ulung yang sedejet pengalaman birokrasi hingga jabatan tertinggi di PNS pernah di embannya, Abdul Khafid mampu menyamarkan kekurangan-kekurangan Nalim dalam saat debat berlangsung.