Mohon tunggu...
HIMUN ZUHRI
HIMUN ZUHRI Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis dan Penulis

Himun Zuhri seorang aktivis yang saat ini sebagai kuli tinta

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Baliho dengan Hastag #2018GantiBupati, Apakah Ojie Penggantinya?

28 April 2018   08:23 Diperbarui: 28 April 2018   09:23 1190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MERANGIN - #2019gantipresiden merupakan hastaq yang saat ini mendadak viral, bahkan tak aneh kita lihat tulisan ini terpajang di baju kaos, topi, dll. Bahkan gerakan yang dicetus oleh ketua DPP PKS Mardani Ali Sera ini telah menjalar ke daerah-daerah melalui jejaring media sosial.

Hastaq ini jelas arahnya ke Joko Widodo saat ini menjabat presiden Republik Indonesia yang sah, namun tulisan #2019gantipresiden tetap diikuti tulisan "Secarakonstitusional" artinya bukan upaya makar. Nah, dalam ulasan ini tidak membahas soal gerakan ganti Jokowi pada Pemilu 2019.

Tetapi penulis mencoba mengulas soal baliho milik calon bupati Merangin nomor urut 1 Fauzi Ansori atau Ojie yang sempat menghiasi dinding media sosial facebook. Saya meyakini ini tidak dibuat atau didesain langsung oleh Ojie, namun saya percaya ini tak lepas dari restunya.  

Mengapa saya tertarik menulis soal baliho yang memuat poto Ojie sendirian ini, dan saya juga tidak tahu dimana Alat Peraga Kampanye (APK) ini dipajang. Ada beberapa hal yang menurut hemat saya berpotensi berujung masalah, salah sasaran dan syarat diplesetkan para lawan. 

Pertama, meskipun ini untuk rumah aspirasi alias posko tentu mengundang tanya untuk penyelengara pemilu, baik itu KPU maupun Panwaslu, apakah sudah ada pasal ter-update dalam PKPU 4 tahun 2017 tentang Kampanye Pilkada, yang mengatur bahwa tim paslon diperbolehkan menambah APK (baliho) yang materi balihonya diluar yang diserahkan ke KPU. 

Kedua, maksudnya #2018GantiBupati! itu disasarnya kepada siapa, apakah ke bupati non aktif atau pjs bupati. Bisa saja orang mengartikan ganti bupati dari Husari ke Al Haris, atau ganti bupati Al Haris ke Nalim, sebab tak ada jaminan "kampanye" ganti bupati secara otomatis menggantikan Al Haris ke Fauzi Ansori, karena calon bupati ada 3 lho (beda jika duel).

Hastaq ganti presiden dan ganti bupati ini jelas beda kasus, #2019gantipresiden jelas untuk Jokowi, sebab saat memasuki masa kampanye calon presiden nanti tidak ada istilah Pjs Presiden atau Plt Presiden, namun Bupati Merangin tahun 2018 ada 2, bupati nonaktif (Al Haris) dan Pjs bupati (Husairi).

Jika rekapitulasi di 24 kecamatan hasil pemungutan suara pada Rabu 27 Juni 2018 nanti Ojie mampu mengungguli Al Haris dan Nalim, maka kampanye #2018GantiBupati! membuahkan hasil, Ahmad Fauzi-lah bupati Merangin pengganti Al Haris tahun 2018.

Namun, jika bukan Fauzi Ansori yang bakal menggantikan Al Haris sebagai bupati Merangin tahun 2018, maka gerakan ini sia-sia adanya. Apalagi sejarah sempat mencatat Al Haris tak terganti atau malah digantikan oleh Nalim, jelas usaha Ojie buyar berkeping-keping. 

Jadi menurut penulis, Oji tak perlu "baiyo-iyo" nian pake hastaq ganti bupati dalam sisa masa kampanye ini, apalagi dipajang di baliho yang terang dan jelas diluar ketentuan KPU dan ini pemicu semangat masalah baru.

Selanjutnya, Ojie kan saat ini sudah jadi calon bupati, tentu tanpa dikampanyekan orang semua tahu niatnya sama dengan Nalim, maju menjadi calon untuk menggantikan bupati saat ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun