Mohon tunggu...
Vroom Mora
Vroom Mora Mohon Tunggu... -

Semua tentang aku ada dalam diriku sendiri dan meskipun aku ungkapkan, itu hanya sebagian dari keseluruhan diriku. Yang terpenting sekarang adalah aku adalah aku yang sedang mengaku...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Jujur Itu Maksiat?

24 Juni 2012   15:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:35 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Manusia jaman ini sudah mulai ogah dengan kata dan sikap "jujur". Setiap hari orang melihat sekitarnya menghujat kata jujur dengan melakukan apa yang disebut "berbohong". Tidak perlu kita bertanya dimana atau siapa. Kita cukup duduk tenang dan menonton televisi. Di sana kita akan menemukan banyak kebohongan (bukan penyiarnya yang bohong ya).  Lihatlah betapa gagahnya para elit politik yang berkoar-koar tentang kebohongan dan itu menjadi berita yang menghebohkan. Belum lagi kalau kita berhadapan dengan kehidupan kita sehari-hari.

Pada halnya, berbuat jujur itu lebih mudah daripada berbuat bohong. Jika saja para elit politik mau melakukan hal jujur, mereka tidak perlu susah-susah berpikir apakah akan dicurigai atau ditangkap. Tetapi yang namanya manusia tidak puas dengan apa yang biasa-biasa saja, maka mereka berusaha agar perbuatannya menjadi di-luar-biasa. Akibatnya, gaji yang biasa pun tidak lagi menarik.

Memang kalau mau berbuat jujur, tidak ada yang istimewa. Tidak akan ada perang saudara, perang agama, perang politik dan perang lainnya. Juga tidak akan ada pertikaian. Kita lihat saja pertikaian yang sudah pernah terjadi di Indonesia ini, semuanya karena sikatp "jujur" menjadi maksiat bagi mereka yang suka yang "istimewa".

Jujur adalah maksiat. Itulah ungkapan yang cukup tepat bagi zaman ini. Orang bersikap jujur tidak lagi dianggap suatu kebajikan, melainkan kebodohan, karena tidak akan menghasilkan apa-apa(bagi para pebisnis). Dan bahkan kalau jujur, akan masuk penjara. Bayangkan saja Anas Urbaningrum jujur kepada KPK kalau dia korupsi. Ia pasti akan langsung dimasukkan ke dalam penjara. Makanya bagi mereka itu, jujur itu adalah neraka, sedangkan bohong adalah surga.

Takutnya, semakin hari kata dan sikap jujur ini akan menjadi masa lalu bagi kita (Indonesa). Andai itu terjadi, aku akan bersukaria, karena aku bisa melakukan apa saja yang aku mau. Coba Anda mengomentari tulisan ini, tanggapan apapun yang Anda tuliskan akan aku sanggah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun