Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler | Teknologi untuk semua orang, maka semua orang perlu melek teknologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pidato Kebudayaan: Balas Budi untuk Rakyat

26 November 2024   16:45 Diperbarui: 27 November 2024   15:28 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pidato Kebudayaan 2024 (Foto oleh Dewan Kesenian Jakarta)

***

Selama masa Pemilu kemarin masyarakat Indonesia mungkin akrab dengan kalimat: koalisi balas budi. Nah dalam pidato kebudayaan ini, Garin Nugroho mempertanyakan atau dalam pengertian pribadi saya, menantang pemerintahan sekarang, apakah pemerintahan yang baru ini mampu berkoalisi dengan rakyat sebagai jalan untuk balas budi untuk rakyat. 

Dengan kehadiran kementerian kebudayaan yang sekarang ini berdiri sendiri, timbul pemikiran apakah kementrian kebudayaan sanggup menjadikan kebudayaan di masa depan menjadi 'panglima' daya hidup bangsa bersama ekonomi dan politik, yang sudah menjadi 'panglima' di masa pemerintahan Jokowi.

Strategi kebudayaan mengandung kata kunci penting, yaitu imajinasi. Imajinasi adalah membayangkan sesuatu, mengabstraksi, memetakan bagaimana nanti ke depannya. Seorang pemimpin yang unggul adalah pemimpin yang sanggup berimajinasi ke depan untuk kemajuan bangsa. Bukan sekedar trial and error  tanpa pemikiran yang logis, atau ikut-ikutan trend. Imaginasi sanggup memetakan sesuatu di masa depan. Imaginasi juga harus mampu menerobos segala kendala dan keterbatasan.

Tjokroaminoto, adalah pemimpin dengan langkah-langkah politik yang mengimajinasikan bangsa dan negara. Kisahnya dapat dilihat pada film yang disutradarai oleh Garin Nugroho: Tjokroaminoto: Guru Bangsa.

Dengan strategi budaya, Tjokro memimpin bangsanya untuk bertumbuh dalam situasi dan kondisi terjajah sekalipun.

***

Dalam pidatonya, Garin Nugroho menyebutkan bahwa elite politik era Jokowi kurang memberi ruang bagi tokoh humaniora alias pemimpin budaya yang berfokus pada kualitas manusia untuk menjadi lebih baik. 

Padahal, seperti disebutkan di atas pemimpin yang unggul adalah yang berkekuatan imajinasi, kata kunci dari strategi kebudayaan, untuk menuju masa depan yang lebih baik bagi bangsa. Pemimpin seperti ini mempunyai visi, keberanian, dan pengorbanan, serta mampu berkoalisi dengan rakyat untuk mewujudkan cita-cita bangsa. 

Bener juga ya. Selama ini sepertinya rakyat membangun budayanya sendiri-sendiri tanpa pemimpin. Sementara pemimpin berusaha membangun ekonomi dan politik, tetapi nampaknya lupa berkoalisi dengan rakyat untuk membangun budaya yang baik di tengah masyarakat.

Dengan mendengarkan pidato kebudayaan ini, jadi kembali disadarkan kalau budaya ada di segala bidang. Budaya bukan hanya berasal dari masa lalu. Tetapi budaya itu juga tentang masa sekarang dan merancang masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun