Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Perlu Kolaborasi Semua Pihak Dalam Hal Penipuan Digital

27 Juli 2023   01:50 Diperbarui: 27 Juli 2023   04:37 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi keamanan data | Sumber: shutterstock)

"Ini link apa ya, aman gak? Maaf soalnya sekarang banyak penipuan, tiba-tiba duit ilang sekian puluh juta karena klik link!" kata seseorang di seberang sana yang baru saja saya kirimi link tulisan di Kompasiana. 

Saya mengirimi orang tersebut link tulisan karena saya pikir cocok dengan apa yang sering dia tanyakan kepada saya. Padahal sudah jelas ada tulisan Kompasiana dan begitu link disalin dan tempel (copy paste), gambar dan judul akan muncul secara otomatis.

Gimana bisa hanya klik link, duit langsung melayang sekian puluh juta, sekian milyar, atau sekian triliun? Hoax!! Tak semudah itu, Esmeralda!

Yang paling penting adalah memahami dulu apa yang dimaksud dengan data pribadi yang menjadi tanggung jawab pribadi. Tidak perlu over reaction terlalu takut hingga tidak mau melakukan transaksi pembayaran menggunakan kartu debit atau kredit di internet, tidak mau menabung di bank karena takut uangnya tiba-tiba hilang, tidak mau membuka sebuah link karena katanya banyak kasus dengan klik link, tiba-tiba uang hilang atau tiba-tiba komputernya dibajak hacker.

Terkait hal-hal yang menyangkut masalah keamanan di bank, e-wallet, marketplace, telko, medsos, chat messenger, dan lain-lain yang sering menjadi incaran penipu digital, yang menjadi tanggung jawab pribadi hanyalah sebatas pin, password, OTP, dan data-data yang dapat dipakai untuk mereset password Internet banking atau ATM, yaitu data tempat tanggal lahir, nomor kartu debit/kredit, nama ibu kandung. 

Sedangkan untuk mobile banking, beberapa bank yang saya tahu, mereka sudah menerapkan keamanan yang lebih baik dengan cara mengidentifikasi mesin smartphone. Mobile banking juga tidak dapat di-install di lebih dari satu smartphone. Hal ini tentu mengurangi kemungkinan para penipu melakukan aksinya.

Selebihnya, saya kira adalah tanggung jawab lembaga yang menyimpan dan memiliki data kita, sebagai nasabah/pelanggan/pengguna layanan digital yang mereka sediakan.  

Bagaimana jika sudah terlanjur terjadi?

ilustrasi: memberikan data kartu kredit lewat telepon | sumber: theconversation.com
ilustrasi: memberikan data kartu kredit lewat telepon | sumber: theconversation.com
Sebaiknya segera hubungi institusi terkait, jelaskan masalahnya, siapa tahu mereka bisa membantu mengembalikan dana yang terlanjur berpindah ke akun orang lain. 

Kalaupun tidak dapat dilacak lagi karena uang terlanjur dicairkan oleh pelaku dan akun mereka sudah dihapus, setidaknya informasi yang dilaporkan dapat menjadi peringatan untuk orang lain agar berhati-hati terhadap modus penipuan yang sama, dan juga sebagai masukan bagi pihak penyedia layanan digital agar meningkatkan keamanan untuk mencegah hal-hal seperti itu terjadi lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun