Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan adalah Warisan yang Sangat Berharga

5 Agustus 2022   22:28 Diperbarui: 24 November 2022   15:35 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bapak tidak dapat mewariskan harta, hanya pendidikan yang bisa Bapak wariskan untuk kalian", begitu selalu kata Bapakku kepada anak-anaknya dalam banyak kesempatan entah itu ketika ada anak yang "nyaris" meninggalkan sekolah karena putus asa, atau ketika acara kumpul-kumpul keluarga dalam rangka syukuran wisudaan. Kami bukan orang kaya, tetapi orang tua kami sangat mementingkan pendidikan anak-anaknya. Dan hasilnya, buat saya pribadi, terasa sekarang.

Harta bisa habis, hidup boleh bangkrut karena satu dan lain hal, tetapi dengan intelektualitas yang melekat, seseorang bisa bangkit lagi memperbaiki kualitas hidup yang mungkin sempat menurun, sesuai pepatah, hidup itu seperti roda, kadang diatas kadang dibawah.

Tidak selamanya seseorang akan miskin dan terpuruk jika dia mau berusaha bangkit lagi. Berbeda dengan orang yang, maaf, intelektualitas atau ketajaman berpikirnya kurang, biasanya mereka hanya berusaha seadanya, bahkan mungkin hanya menunggu belas kasihan orang lain karena ketidak mampuannya. Intelektualitas, walau tidak selalu didapat dari hasil pendidikan formal, namun tidak dipungkiri bahwa pendidikan formal itu membantu membentuk intelektualitas tinggi.

Tidak semua orang bisa seperti Ibu Susi Pudjiastuti, ex menteri perikanan dan kelautan yang intelektualitasnya tinggi walau tidak mengenyam pendidikan formal yang tinggi. Juga masalah keberuntungan. Tidak semua seberuntung beliau, bisa jadi pengusaha dan tidak harus bersaing dengan orang lain untuk mendapatkan pekerjaan disebuah perusahaan. Banyak orang harus bersaing untuk mendapatkan pekerjaan. Persaingan awal umumnya dengan ijazah, kecuali ada jalur khusus.

Dulu, saya hampir tidak menyelesaikan kuliah karena kesibukan bekerja dan sempat berpikir bahwa pengalaman kerja saya lebih membuktikan daripada ijazah. Untunglah pada akhirnya saya memilih menyelesaikan kuliah dan berhenti bekerja sejenak. Dan ternyata, ijazah itu diperlukan ketika saya diterima bekerja di Singapura. Karena sekalipun sudah mendapat pekerjaan, tetap ada persyaratan untuk mendapatkan ijin kerja dan ijin tinggal dari pemerintah setempat. Salah satu persyaratan yang dilihat adalah ijazah pendidikan formal.

Jaman sekarang, sudah banyak lulusan S2. Mungkin 10 tahun lagi, pendidikan minimal secara umum malah S3. Bisa jadi bukan? Lha dulu saya mulai belajar dasar logika pemrograman di SMA, baru kemudian lanjut di universitas belajar membuat program komputer alias coding, dan masih berlanjut dalam dunia kerja. Sekarang...anak SD sudah harus bisa coding katanya he..he...he...

Makin lama standar pendidikan makin tinggi, tetapi mengapa biaya pendidikan juga makin tinggi? Bagaimana mengejarnya?

Cari beasiswa adalah salah satu solusinya. Tetapi tentu saja beasiswa ini jumlahnya terbatas. Hanya orang-orang tertentu, yang lulus berbagai macam test dan memenuhi kriteria penerima beasiswa yang berhak mendapatkannya.

Solusi lain, meminjam uang kepada pemerintah untuk biaya kuliah, seperti yang dilakukan oleh beberapa teman saya di Singapura. Mereka, orang-orang Indonesia yang bersekolah di Singapura, meminjam uang kepada pemerintah Singapura untuk membiayai kuliah mereka sampai selesai. Setelah lulus mereka harus bekerja di sana dan membayar pinjaman dengan gaji mereka, hingga pinjaman lunas.

Tetapi tentu tetap saja harus ada modal awal. Setidaknya dana sekolah mulai dari TK sampai SMA. Atau dana kuliah karena tidak mendapat beasiswa full yang membayarkan semuanya termasuk biaya hidup selama kuliah. Biaya hidup juga makin lama makin tinggi bukan?!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun