Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Menyoal Data Pengeluaran Pribadi Tercatat di Database Tekfin

3 Desember 2019   22:30 Diperbarui: 4 Desember 2019   11:38 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fintech & Big Data (Poto: smartdatacollective.com)

"Ada promo apa?"

Kalau dulu pertanyaan itu identik dengan pembayaran menggunakan kartu kredit, sekarang pertanyaan itu lebih merujuk pada tekfin. Promo pembayaran tekfin apa yang paling besar cash back atau discount-nya. 

Meski cuma dapat cash back maksimal sepuluh ribu rupiah, tetap saja diburu. Tetapi memang kalau untuk pengeluaran rutin harian, cash back sebesar itu lumayan memperpanjang umur uang di dompet :D. 

Selain itu pembayaran menggunakan tekfin memang lebih praktis daripada dengan uang cash, apalagi rata-rata orang sekarang sudah menggunakan Smart Phone.

Taruhlah cash back yang kita terima Rp. 3000,- dari setiap makan siang dan makan malam yang kita beli. Total sebulan menjadi Rp. 180.000,-. Bunga tabungan dikurangi biaya administrasi bulanan saja rasanya kurang dari itu, kecuali jumlah tabungannya besar. 

Bagi orang zaman sekarang, umumnya mereka tidak akan membiarkan uang besar nganggur di bank. Rata-rata orang Indonesia sudah melek investasi. 

Jadi walaupun cash back yang ditawarkan tidak seberapa, tetapi jika ditotal sebulan, tetap saja lumayan.  

Tidak cuma cash back, tekfin juga membukukan setiap pengeluaran kita yang dibayarkan menggunakan tekfin. Mulai dari biaya transportasi, makan, pembayaran rutin bulanan seperti listrik, air, dll. Belanja barang, biaya bersih-bersih rumah, dll. 

Ada tekfin yang rajin mengirimi history transaksi bulanan kita. Hal ini memudahkan pembukuan. Saat merasa uang cepat habis, tidak lagi bertanya-tanya, "Kemana yah larinya uang saya, perasaan cepat sekali habisnya..." Kalaupun tidak dikirimi, history transaksi bisa kita cek pada aplikasi yang memiliki fitur history. 

Amankah menggunakan tekfin? Meskipun pengguna harus waspada atas ketidak-benaran transaksi, namun saya pikir itu adalah tanggung jawab penyedia layanan tekfin. 

Jika pengguna tidak puas dengan keamanan, dan tidak ada perbaikan dari penyedia layanan, sudah pasti perlahan-lahan para penggunanya akan meninggalkan layanan tekfin tersebut. Hal itu tentu merugikan penyelenggara jasa tekfin sendiri. 

Namun sadarkah kita, bahwa 'kehidupan' kita dicatat dalam database tekfin?

Pertama, semua partner tekfin, seperti penjual makanan, driver-driver transportasi online, dll, pasti harus terdaftar dalam database tekfin sebelum mereka dapat menerima pembayaran melalui layanan tekfin tersebut. 

Mereka memiliki data Partner ID, nama partner, jenis layanan,  alamat toko, dll. Setiap kali terjadi transaksi pembayaran dari end user/pengguna jasa tekfin, penyedia layanan tekfin akan mendapatkan data transaksi berupa waktu, jenis layanan yang dibayar, area layanan, jumlah transaki, dll. 

Semua data itu jika dikumpulkan sekian periode. Setahun, dua tahun, maka akan terlihat pola kebiasaan kita dalam membelanjakan uang. 

Apa saja yang biasa kita beli, di area mana biasanya kita makan, berapa pengeluaran kita untuk keperluan makan, transportasi, dll. Bahkan mungkin suatu saat mereka dapat mendeteksi makanan apa yang paling sering kita beli :D

Jika diolah dengan benar, data adalah sebuah kekayaan. Berdasarkan data, dapat dikenali pola-pola kebiasaan. Dari situ, dapat diprediksi kebiasaan seseorang, apa yang akan dia lakukan setiap hari pada jam sekian, dll. 

Tekfin mungkin kelihatannya membakar uang menyediakan layanan untuk masyarakat dan memberikan discount dan cash back jor-joran, bahkan saling bersaing sesama tekfin, namun apa mungkin mereka cuma membakar uang tanpa ada maksud dan tujuan? 

Tidakkah perang promo itu hanya strategi untuk mendapatkan pelanggan. Dari pelanggan didapat data. Dan data adalah sesuatu yang dapat diolah untuk membangun sesuatu yang lebih besar untuk memberikan keuntungan bagi para penyedia tekfin.

Mudah-mudahan datanya aman dan hanya digunakan untuk kepentingan tekfin bersangkutan. Karena jika data pengguna sampai bocor kemana-mana, jangan-jangan sales barang, makanan, dsb akan semakin rajin menghubungi kita menawarkan barang yang 'tepat' untuk kita. 

Sales: Pak/Bu XYZ, minta waktunya sebentar, saya mau menawarkan promo catering makan siang dengan harga sekian-sekian, jenis makanan A,B,C

XYZ: Maaf saya tidak tertarik

Sales: Bapak mikir apa lagi ya? Bukankah itu semua makanan yang bapak setiap hari beli untuk makan siang? 

XYZ: Maaf tapi saya lebih suka membeli di dekat kantor saya.

Sales: Kantor Bapak di area  katulistiwa kan? Saya tahu Pak, maka itu saya menawarkan kepada Bapak. Biasanya Bapak membeli makanan di warung anu kan? Nah, katering kami bisa menghadirkan makanan langsung di meja Bapak

XYZ: eh...tapi jam makan saya tidak tetap

Sales: Tapi menurut data kami, Bapak biasa makan siang jam sekian-sekian

XYZ: Ini pasti harganya lebih mahal dibanding kalau saya makan diwarung. 

Sales: Jangan khawatir Pak, harga yang kami tawarkan disesuaikan dengan pengeluaran makan siang Bapak seperti biasa. Jadi apa lagi yang Bapak pikirkan? 

dst. 

Semoga para penyedia jasa Tekfin dapat berkomitmen melindungi data pelanggannya. (VRGultom)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun