Mohon tunggu...
Syinchan Journal
Syinchan Journal Mohon Tunggu... Seorang Pemikir bebas yang punya kendali atas pikirannya

Begitu kau memahami kekuatan kata katamu, kamu tidak akan mengatakan apapun begitu saja. Begitu kau memahami kekuatan pikiranmu, kamu tidak akan memikirkan apapun begitu saja. Ketahuilah Nilaimu

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Ketika Emas Jadi Primadona, Apa kata Negara Maju yang Bisa Kita Pelajari?

20 April 2025   00:00 Diperbarui: 19 April 2025   15:11 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
strategi-diversifikasi-negara-maju. (Sumber: FREEPIK/Freepik)

"Kadang, investasi terbaik bukan yang paling mengilap, tapi yang paling kita pahami." 

Pendahuluan: Ketika Rakyat Panik, Emas Diserbu

Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia dan banyak negara lain mengalami fenomena yang cukup menarik: lonjakan minat masyarakat terhadap emas sebagai instrumen investasi. Alasannya klasik, tapi masuk akal---emas dianggap sebagai "penyelamat" di tengah inflasi yang menggigit, ketidakpastian ekonomi global, dan nilai mata uang yang naik-turun seperti wahana di taman bermain. Tapi, di balik fenomena ini, ada satu pertanyaan penting: apakah pembelian emas ini berdasarkan strategi atau hanya sekadar FOMO (Fear of Missing Out)?

Yuk, kita tengok bagaimana negara-negara maju mengatur strategi investasi mereka. Siapa tahu, Indonesia bisa meniru langkah mereka agar masyarakatnya tidak cuma ikut-ikutan tren, tapi juga jadi investor yang bijak dan tahan banting.

1. Diversifikasi Portofolio: Jangan Taruh Telur di Satu Keranjang

Fakta menarik: Menurut data dari World Bank, negara-negara seperti Amerika Serikat dan Jerman tidak pernah hanya mengandalkan satu jenis aset untuk menyimpan kekayaan nasional atau pribadi. Mereka mendorong diversifikasi ke dalam saham, obligasi, properti, dan emas secara seimbang.

Analisis: Diversifikasi membantu menyebar risiko. Misalnya, saat harga emas turun, properti atau saham bisa jadi sedang naik. Hal ini menciptakan stabilitas dalam jangka panjang.

Apa yang Bisa Dilakukan Indonesia?
Indonesia bisa menggencarkan edukasi mengenai diversifikasi portofolio, misalnya melalui program inklusi keuangan berbasis komunitas atau media sosial. Jangan biarkan masyarakat hanya kenal "logam mulia," tapi lupa ada "saham syariah" dan "reksa dana hijau" yang juga menjanjikan.

2. Edukasi Finansial: Modal Dasar Investor Anti-Panik

Statistik: OECD mencatat bahwa negara-negara seperti Swedia dan Singapura memiliki tingkat literasi keuangan di atas 60%, sementara Indonesia masih di angka 38% (OJK, 2022).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun