Author: Safina Alzena Qonita H.
Berdasarkan skor PISA atau Programme for International Student Assessment tahun 2022, Vietnam berhasil meraih peringkat kedua terbaik di Asia Tenggara. Program ini bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan literasi membaca, matematika, dan sains siswa berusia 15 tahun di seluruh dunia. Hal ini dapat dicapai karena adanya kebijakan dari pemerintah Vietnam yang melakukan terobosan dalam kualitas pengajaran dan pembelajaran. Salah satunya yaitu mendorong siswa dalam pengenalan bahasa asing ke sekolah mulai dari taman kanak-kanak (TK). Umumnya, sebagian besar anak masuk pendidikan TK atau prasekolah pada usia empat atau lima tahun. Namun, keputusan usia seorang anak masuk prasekolah juga bergantung pada orang tuanya. Di Vietnam, anak-anak masuk prasekolah pada usia tiga hingga enam tahun, dan pendidikan ini bersifat tidak wajib sama halnya di Indonesia.
Dalam pembelajaran prasekolah di Vietnam, anak-anak mengikuti berbagai kegiatan yang meliputi kegiatan bermain, mewarna, memasak, mendengarkan cerita hingga belajar melakukan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci piring dan menyapu. Satu hal yang menarik perhatian kami adalah anak-anak tersebut sudah mulai diajarkan dan dikenalkan dengan bahasa Inggris. Seperti yang dilakukan oleh salah satu prasekolah di Da Lat yang bernama Mam Non Vuon Tre Thong Ba La. Meskipun usia mereka masih tergolong dini, namun dalam keseharian, guru-guru prasekolah di Thong Ba La menyisipkan percakapan dengan menggunakan bahasa inggris dalam bentuk nyanyian maupun menyebutkan kata benda. Kami sebagai volunteer asing berkesempatan untuk menjadi guru bahasa Inggris bagi para siswa prasekolah Thong Ba La dan sangat kagum dengan kurikulum sekolah tersebut. Sekolah ini mengadopsi kurikulum "Waldorf" sebagai cara mereka mengajari para siswa. Konsep pembelajaran ini memfokuskan para siswa untuk mengeksplorasi dan mengasah kemampuan motorik mereka dengan tidak memaksa mengikuti kegiatan yang tidak mereka sukai. Hal ini juga mengasah kemampuan fokus mereka dalam belajar.
Di tengah kegiatan prasekolah, para siswa juga diwajibkan untuk tidur siang. Hal ini berguna untuk membantu siswa meningkatkan fokus ketika pembelajaran. Kebiasaan tidur siang, yang dikenal sebagai ng tra, bermula dari masa Vietnam masih menjadi negara agraris. Kegiatan ini juga dilakukan oleh sekolah Thong Ba La dimana mereka memiliki waktu satu jam untuk tidur siang. Tidur siang dilakukan setelah makan siang yang diawali oleh pembacaan buku cerita rakyat yang diiringi oleh alunan alat musik Kalimba. Tradisi tidur siang telah menjadi budaya seluruh sekolah di Vietnam termasuk di sekolah-sekolah menengah atas. Adanya waktu untuk istirahat siang diyakini sebagai cara untuk memulihkan energi. Sekolah di Vietnam menyediakan tempat khusus untuk para siswa dapat tidur siang dengan nyaman. Melalui proses ini, para siswa belajar memahami pentingnya istirahat untuk kesehatan diri sendiri.
Pengalaman volunteer kedua kami di prasekolah Thong Ba La menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi kami dan membawa banyak pengetahuan baru bagi kami. Kami berharap pemerintah Indonesia dapat mencontoh bagaimana pemerintah Vietnam sangat mendukung peningkatan dalam sektor pendidikan dengan memajukan kualitas para siswanya. Peningkatan secara pesat yang dialami Vietnam dalam segi ekonomi dan pembangunan negara menjadi dampak dari keberhasilan kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dengan pengalaman ini, kami percaya Indonesia juga dapat melakukan hal yang sama seperti Vietnam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI