Mohon tunggu...
Vivi Anhar
Vivi Anhar Mohon Tunggu... -

Work Hard, Play Hard

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Durhaka Demi Bangsa

11 November 2015   14:23 Diperbarui: 12 November 2015   10:05 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“kasih ibu kepada beta,

tak terhingga sepanjang masa,

hanya memberi tak harap kembali,

bagai sang surya menyinari dunia”

lirik lagu diatas dengan gamblang menggambarkan kasih sayang seorang ibu kepada anaknya tak ternilai dan tak mengharapkan timbal balik apapun. Hal ini lah yang membuat Nabi Muhammad SAW, dalam HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548, mengatakan bahwa “berbaktilah kepada ibumu, ibumu, ibumu, baru ayahmu”. Begitu mulia, begitu tulus.

Tapi apa pernyataan diatas bisa kita samakan dengan hubungan antara Jokowi dan Megawati? Seluruh rakyat Indonesia tau, bahwa Jokowi “dilahirkan” oleh Megawati yang notabenenya petinggi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Nama jokowi berhasil naik sedikit demi sedikit melalui tangan sang Kanjeng Mami. Solo merupakan saksi bisu betapa keras kinerja Jokowi hingga dipanggil untuk memimpin Jakarta. Ditengah kepemimpinannya yang baru berumur dua tahun saat itu, beliau diminta naik menjadi wakil Partai Banteng itu untuk maju ke Pemilu Presiden.

Mulus memang perjalanan Jokowi yang tadinya hanya seorang pengusaha kayu dari Solo. Tapi kini nama beliau sedang tercoreng karena dianggap hanya menjadi boneka pemerintahan. Beliau disebut-sebut akan menuruti semua perintah yang disampaikan Kanjeng. Seperti pernyataan yang pernah dilontarkan Megawati bahwa “Petugas partai harus mengabdi ke partai”. Pernyataan ini yang sekarang membuat Jokowi seolah-olah distir untuk memenuhi semua kepentingan partai diatas kepentingan rakyat.

Seperti yang sedang santer diberitakan bahwa pembentukan Panitia Khusus (Pansus) untuk kasus PT Pelindo II didasari pemikiran PDIP. Padahal jika kita bandingkan dengan tingkat urgensi nya, kasus ini tidak terlalu genting dan penyimpangannya belum diketahui sampai sekarang bernilai berapa. Sama halnya dengan pernyataan Benny K Harman bahwa “Pelindo itu tidak ada apa-apanya kok itu bisa dijadikan hak angket dengan membentuk pansus. Itu kasus kecil, tidak usah diselesaikan melalui mekanisme pansus” dalam beritasatu.comhari sabtu, 31 Oktober 2015 lalu.

 Pansus ini, yang diketuai oleh Rike Diah Pitaloka, juga dianggap mengebiri proses hukum yang sedang berlangsung. Karena dengan ada nya pansus ini kinerja hukum menjadi tumpang tindih dan tidak efektif. “Pansus sangat rentan diintervensi oleh pihak-pihak tertentu yang menginginkan Rini Soemarno segera meninggalkan jabatannya sebagai Menteri BUMN. Hal ini terlihat saat pansus berlangsung kurang fokus mengungkap permasalahan pokok yang terjadi di Pelindo II” ujar Firman Manan melaui beritasatu.com.

Sekali lagi nama Jokowi dipertaruhkan, niatnya meletakkan Rini Soemarno yang merupakan seorang professional tanpa background politik mejadi Menteri BUMN sekarang ditentang sang empunya partai. Kanjeng inginkan Rini Soemarno digulingkan dari jabatannya karena dinilai tidak dapat membawa keuntungan bagi BUMN, padahal seperti yang kita tahu selama 1 tahun berjalan Rini sudah menjadi tangan kanan Jokowi dengan loyalitas penuh kepada Negara.

Kita juga semua tahu bahwa sebelum menjadi Menteri BUMN hubungan Rini dan Megawati sangat dekat, sampai-sampai Kanjeng mengajukan nama Rini menjadi salah seorang menteri pada pemerintahan Jokowi ini. Tapi hubungan dekat yang sudah berlangsung sekitar delapan tahun itu rusak dikabarkan karena Rini tidak memberikan akomodasi kepada Budi Gunawan untuk menjadi Kapolri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun