Mahasiswa KKN BBK 6 Universitas Airlangga bersama warga Nogosari ubah kotoran sapi jadi energi ramah lingkungan
Desa Nogosari, Pacet --- Di balik kandang-kandang sapi yang biasa terlihat di Desa Nogosari, tersimpan kisah transformasi luar biasa. Lewat program inovatif bertajuk BIOMOO, mahasiswa KKN BBK-6 Universitas Airlangga bersama warga dan dosen FST Universitas Airlangga Drs. Agus Supriyanto, M.Kes berhasil menyulap limbah kotoran sapi menjadi biogas yang ramah lingkungan sekaligus hemat biaya.
Selama ini, kotoran sapi sering dianggap sebagai limbah tak berguna yang hanya menumpuk dan menimbulkan bau tak sedap. Namun, di tangan para inovator lokal dan akademisi, limbah ini justru menjadi sumber energi terbarukan yang membawa manfaat nyata bagi masyarakat.
Bersama Warga, Mewujudkan Desa Mandiri Energi
Selama bertahun-tahun, pengelolaan limbah kotoran sapi selalu menjadi tantangan serius bagi para peternak di berbagai daerah, termasuk Desa Nogosari. Penumpukan kotoran tanpa penanganan yang memadai dapat memicu berbagai masalah lingkungan dan kesehatan. Berawal dari permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BBK-6 Universitas Airlangga menggandeng Drs. Agus Supriyanto, M.Kes, selaku dosen FST Universitas Airlangga  untuk menginisiasi penggunaan biodigester sederhana. Dengan teknologi ini, kotoran sapi difermentasi dalam kondisi tanpa oksigen dan menghasilkan biogas gas metana yang dapat digunakan untuk memasak.
"Adanya program BIOMOO ini akan membuat Desa Nogosari menjadi zero waste dan menjadi sumber energi yang berkelanjutan" ungkap Drs. Agus Supriyanto, M.Kes.
Teknologi Sederhana, Dampak Luar Biasa
Menurut Hermawan dkk (2007) mengatakan bahwa komposisi utama biogas merupakan gas metana (CH4) sekitar 55-75% dan gas karbon dioksida (CO2) sebesar 25-45% dan Komponen lainnya yang ditemukan dalam kisaran konsentrasi lebih kecil antara lain hidrogen sulfida (H2S), senyawa sulfur organik, senyawa hidrokarbon terhalogenasi, gas karbon monoksida (CO) gas hidrogen (H2), gas nitrogen (N2) dan gas oksigen (O2). Gas metana inilah yang kemudian menjadi bahan bakar kompor yang bersih dan efisien, menggantikan sumber energi konvensional. Program BIOMOO telah membawa perubahan fundamental dan multidimensi bagi kehidupan warga Desa Nogosari:
- Penghematan Ekonomi yang Signifikan
- Lingkungan yang Lebih Bersih dan Sehat
- Edukasi dan Pemberdayaan Komunitas
Â
Harapan dan manfaat
Program BIOMOO bukan hanya sekadar proyek energi, melainkan bagaimana teknologi sederhana dapat dikombinasikan dengan kearifan lokal dan partisipasi aktif masyarakat yang dapat membuka jalan menuju masa depan yang lebih berkelanjutan, mandiri energi, dan sejahtera. Desa Nogosari dengan BIOMOO-nya adalah inspirasi nyata bagi banyak daerah lain untuk meniru dan mengimplementasikan solusi yang sama.
penulis : mahasiswa BBK 6 Nogosari Universitas Airlangga, Firyal Aisyah, I Ketut Bagus Sajjana Vandhana Pamecut, Farah Adida Rosyidi, Vito Ardian Siswantara, Zelda Safitri, Sastyan Khairunnisa, Syifa Trigita Putri Nizum, Amanda Dwi Rahmawati, Marselinus Bagas Dwi Kurniawan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI