Setahun Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang cukup besar bagi perkembangan siswa Indonesia terutama yang tinggal di daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T). Terbatasnya akses internet, kurangnya pemahaman media pembelajaran digital membuat proses pembelajaran semakin tersendat.
Salah satunya, Sekolah Dasar Negeri Yudajaya yang berlokasi di Kampung Babakan Sumur, Desa Sukakerta, Kecamatan Kadupandak, Cianjur, Jawa Barat.
Keterbatasan sarana dan akses fasilitas teknologi informasi membuat pelaksanaan pembelajaran sistem daring tidak dapat terlaksana. Oleh karena itu, pembelajaran tatap muka ke sekolah tetap menjadi proses pembelajaran efektif bagi siswa peserta didik SDN Yudajaya.
Beruntung, daerah tersebut termasuk dalam lokasi zona hijau Covid-19, sehingga pelaksanaan pembelajaran tatap muka dapat segera dilaksanakan.
Kondisi yang dialami SDN Yudajaya, menjadi alasan kuat dilaksanakannya program Kampus Mengajar oleh mahasiswa, guna merealisasikan Kampus Merdeka dalam mengatasi masalah kemunduran pembelajaran ini.
Kegiatan pendampingan dan pengenalan media ini direalisasikan dengan diselenggarakannya pelatihan terhadap guru mengenai penggunaan laptop, serta beberapa software didalamnya seperti, Microsoft word, excel dan lain-lain. Selain itu, dilaksanakan juga penayangan video pembelajaran melalui proyektor terhadap para siswa.
Selain program tersebut, Mahasiswa Kampus Mengajar juga mengadakan program sekolah Alam yang dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja secara fleksibel. Kegiatan sekolah alam mini ini meliputi kegiatan pensi, senam, menonton bersama, pengenalan lingkungan hidup, dan Pramuka.