Mohon tunggu...
Visca
Visca Mohon Tunggu... Penulis - Lulusan arsitektur Universitas Indonesia, yang walaupun sudah tak berprofesi arsitek, tetap selalu suka menikmati segala bentuk arsitektur. Pernah tinggal di Maroko, Belanda, Thailand, dan tentunya Indonesia.

Traveler. Baker. Crafter.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Tak Hanya bagi Shopaholic, Singapura Juga Surga bagi Biophilic

27 November 2020   12:55 Diperbarui: 27 November 2020   18:14 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Area Marina Bay Sands. Sumber: dokpri

Singapura terkenal sebagai salah satu surga bagi para "shopaholic" alias orang yang sulit menahan keinginan berbelanja. Dengan Orchard Road sepanjang lebih dari 2 km yang berisi toko-toko desainer terkemuka.

Restoran-restoran dengan peringkat bintang Michelin dan berbagai mall yang tersebar di berbagai lokasi, juga program "Great Singapore Sale" yang diadakan setiap tahun, jelas Singapura merupakan surga untuk berbelanja. Namun, kini Singapura tak hanya sekedar tempat yang menarik para "shopaholic", tetapi juga menarik bagi para "biophlic".

Singapura adalah negara kecil. Luasnya 725.7 km2, hanya sedikit lebih luas dari Jakarta yang memiliki luas 661.5 km2 namun perkembangannya luar biasa. Pada abad ke-19, Singapura masih dipenuhi dengan hutan.

Namun hutan ini dibabat untuk perkebunan dan pembangunan pada awal abad ke-20. Tak bisa dipungkiri pembangunan memiliki dampak yang menganggu dan merusak alam. Singapura sadar akan hal ini dan untungnya dengan cepat mencari solusi untuk mengatasinya.

Pada tahun 1967, Dinas Tata Kota memiliki visi Singpura yang hijau. Perdana Menteri Lee Kuan Yew menerapkan Rencana Induk Kota Taman. Tujuannya adalah menciptakan ruang estetika bagi penduduk dan juga pengunjung.

Dari Raffles Place hingga Orchard Road dan Marina Bay, ditanam berbagai pepohonan yang penempatannya diintegerasikan dengan baik dengan gedung-gedung yang dibangun.

Usaha yang dilakukan oleh Singapura tidak main-main.  Lebih dari 2 juta pohon sudah ditanam sejak tahun 1960an. Bangunan-bangunan tinggi dirancang dengan memikirkan untuk memasukan ruang hijau terbuka. Pemerintah menempatkan pembangunan taman dan penghijauan sebagai prioritas. 

Dari sejak diluncurkannya ide tersebut, Singapura mengalami evolusi dari "Kota Taman/Garden City", menjadi "Kota di dalam Taman/City in the Garden", dan sekarang ini "Kota Biophlic di dalam Taman/Biophilic City in the Garden". Tepatnya, Singapura adalah satu-satunya kota Biophilic di Asia.

Apa itu Biophilic? 

Konsep Biophilic pertama kali diciptakan oleh ahli biologi asal Amerika E.O. Wilson pada tahun 1984. "Biophilic" berasal dari kata "bio" yang artinya berhubungan dengan hidup dan "philic" yang artinya kecintaan pada hal tertentu.

Dalam hubungannya dengan pembangunan, Biophilic adalah rancangan yang menciptakan hubungan simbiosis dengan lingkungan alam, yang memungkinkan hewan dan tumbuhan menyatu di sekitar bangunan buatan manusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun