Mohon tunggu...
Visca
Visca Mohon Tunggu... Penulis - Lulusan arsitektur Universitas Indonesia, yang walaupun sudah tak berprofesi arsitek, tetap selalu suka menikmati segala bentuk arsitektur. Pernah tinggal di Maroko, Belanda, Thailand, dan tentunya Indonesia.

Traveler. Baker. Crafter.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Shinrin-Yoku, Terapi Gratis Mengatasi Stres

3 April 2020   12:22 Diperbarui: 3 April 2020   16:34 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berdasarkan penelitian, dengan berjalan 2 jam di hutan dapat menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar kortisol (hormon pemicu stress) dan meningkatkan konsentrasi serta daya ingat. (dok. pribadi)

Cahaya yang menembus di antara dedaunan, memberikan suasana (dok pribadi)
Cahaya yang menembus di antara dedaunan, memberikan suasana (dok pribadi)
Jalur Kew Mae Pan dimulai dan berakhir di tempat yang sama. Menyusuri jalur sepanjang 3 km ini, kita akan mendapatkan pengalaman yang berbeda-beda.

Memasuki hutan, pertama-tama kita akan berada di antara pepohanan tinggi yang daun-daunnya rapat membentuk kanopi. Cahaya matahari yang menembus melalui dedaunan, membentuk garis cahaya yang indah. 

Rimbunnya dedaunan, memberikan pasokan oksigen yang segar. Selepas dari area pepohonan, kita akan memasuki area yang berbeda sama sekali, yaitu padang ilalang luas. Di mana musim yang berbeda memberikan suasana yang berbeda. Untuk kami yang datang di musim kering, kami disambut oleh hamparan ilalang coklat keemasan.

Sepanjang jalur ada beberapa titik perhentian yang menyediakan informasi mengenai ekositem  yang ada di tempat tersebut. Total ada 21 titik perhentian.

Salah satu titik perhentian penting adalah titik kesembilan. Di titik ini disediakan view point platform untuk menyaksikan pemandangan yang luar biasa indahnya. Bila sedang musimnya, bahkan kita bisa menyaksikan lautan awan. 

Sumber: TheTripPacker
Sumber: TheTripPacker
Walaupun jalur ini akan menghantar kita ke titik semula, namun di titik perhentian ini, kita bisa memilih, apakah mau meneruskan trekking atau kembali menyusuri jalur yang sama. Banyak yang memilih balik di jalur yang sama karena jalur selanjutnya sedikit lebih berat dibanding jalur yang sudah dilewati, dan juga memerlukan waktu yang lebih lama.

Peta Kew Mae Pan Trail dengan 21 titik perhentian | Sumber: ChiangMaiTraveller
Peta Kew Mae Pan Trail dengan 21 titik perhentian | Sumber: ChiangMaiTraveller
Seperti telah disinggung di awal, bahwa untuk menyusuri jalur ini kita perlu didampingi oleh pemandu. Pemandu kami, kebetulan tidak banyak berbicara (mungkin karena faktor bahasa). Namun kami justru "bersyukur" karena dengan demikian kami lebih bisa meresapi suasana sekeliling kami. 

Suara-suara hutan, seperti suara gemerisik daun, suara angin dan terkadang suara gemericik air bila kami mendekati sungai. Mencium wangi khas pepohonan. Merasakan segarnya udara yang kami hirup. Menikmati indahnya cahaya yang menembus dedaunan yang padat membentuk kanopi.

Seluruh panca indera kami terbuka dan "dibanjiri" oleh energi positif. Kesemuanya itu memberikan rasa nyaman. Membuat lebih rileks dan menyegarkan tubuh kembali. 

Menyusuri hutan ini, mengingatkan saya akan Shinrin-Yoku. Sebuah terapi yang ditemukan di Jepang pada sekitar tahun 1980an.

Sesuai dengan namanya Shinrin-Yoku, Shinrin berarti hutan dan Yoku berarti mandi. Shinrin-Yoku dapat diartikan membanjiri tubuh kita dengan atmosfer hutan, membuka indera kita untuk menerima apa yang diberikan oleh hutan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun