Mohon tunggu...
Mauraqsha
Mauraqsha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Staff Biasa di Aviasi.com

Penggemar Aviasi namun terjun di Pariwisata, berlayar pilihan pertama untuk liburan, homestay dan farmstay piihan pertama untuk penginapan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pekerjaan Rumah Taman Nasional Komodo

30 Juni 2022   10:03 Diperbarui: 30 Juni 2022   10:50 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto via Kompas.com

Taman Nasional Komodo tengah banyak mendapat pemberitaan akhir akhir ini mulai dari penerapan biaya konservasi hingga yang terakhir adalah tenggelamnya kapal wisata yang menewaskan dua wisatawan nusantara.

Dilansir dari kompas.com, biaya konservasi yang ditetapkan sebesar Rp.3,75 juta per orang untuk periode satu tahun sebagai nilai jasa ekosistem yang hilang sebesar Rp. 11 triliun.

Rencana Pemerintah untuk pengembangan wisata dikawasan Taman Nasional Komodo mendapat sorotan dari UNESCO yang mengkhawatirkan kehidupan sang Komodo yang statusnya meningkat dari rentan menjadi terancam punah (Kompas.com 29 Juni 2022).

Namun kabar gembira justru datang dari Kebun Binatang Surabaya yang menyambut kehadiran 29 bayi Komodo (Kompas.com 29 Juni 2022) yang membawa harapan besar tethadap eksostensi Komodo.

Pariwisata memang akan selalu membawa dampak pada segala bidang tak terkecuali lingkungan akan tetapi bila dampak negatif yang timbul justru diperparah dengan kebijakan yang tidak sesuai dengan fungsi dari sebuah destiniasi maka akibatnya bisa terlihat pada Taman Nasional Komodo ini.

Pembangunan infrastruktur di Pulau Rinca yang merupakan salah satu habitat dari Komodo pun diminta direvisi oleh UNESCO, ini bisa dikatakan hal yang seharusnya menjadi peringatan bagi Pemerintah untuk kembali pada definisi dan fungsi dari Taman Nasional Komodo.

Sebaiknya ada pemisahan antara  rencana pengembangan wisata di Taman Nasional Komodo dan Labuhan Bajo dimana Taman Nasional Komodo merupakan kawasan dimana lingkungan menjadi habitat dari Komodo yang harus dilindungi dan dipertahankan eksistensinya sedangkan Labuhan Bajo sebagai pintu gerbang menuju TMK untuk dibangun infrastruktur yang dapat mendukung pariwisata disana.

Dengan kata lain, bila ingin membangun infrastruktur maka lakukan di Labuhan Bajo, sedangkan untuk TMK membangun lingkungan yang dapat meningkatkan jumlah Komodo itu sendiri.

Pada akhirnya manfaat dari pengembangan wisata di Labuhan Bajo dapat dinikmati oleh penduduk sekitar dan pengembangan lingkungan di Taman Nasional Komodo dapat dinikmati oleh penghuninya yaitu Komodo.

Jangan pernah melupakan maksud dan tujuan dari penetapan Taman Nasional Komodo itu sendiri yang bertujuan untuk melindungi habitat dan Komodo sebagai penghuninya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun