Perspektif Kemerdekaan Hakiki
Pada tanggal 17 Agustus kemarin Bangsa Indonesia memperingati kemerdekaannya yang ke 80 Tahun, usia yang tak muda jika itu manusia. Akan tetapi, ini sebuah bangsa dimana usia itu masih sangat muda untuk mencari jati diri dalam mewujudkan cita-cita bangsa.Â
Bahkan banyak muncul pertanyaan tentang kemerdekaan di hati banyak orang seperti "Sudah merdeka kah bangsa ini?" Dan "Kenapa tak ada kebebsaan bagi kita, rakyatnya sendiri dalam mendapatkan kesejahteraan?. Dalam hati saya pribadi juga mempertanyakan itu, Merdeka seperti apa yang setiap tahunnya kita rasakan dan rayakan ini?
Nah, oleh karena itu, sedikit kita gambarkan perspektif kemerdekaan. Di mulai dari kata "Merdeka" yang memiliki arti bebas dari perhambaan, penjajahan, tuntutan dan ketergantungan pihak lain. Sedangkan kemerdekaan sendiri adalah keadaan bebas, lepas dan tidak berada di bawah penindasan atau penjajahan bangsa lain.
Kedua makna itu jelas sangat bertentangan dengan kondisi realitas kehidupan sekarang ini dimana rakyat terpenjara oleh kebijakan Negara baik dari segi ekonomi, politik, dan sosial yang mengakibatkan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan tidak terpenuhi.Â
Kalau seperti ini mengingatkanku pada ucapan Bapak Republik ini Tan Malaka yang berkata "kemerdekaan sejati tidak hanya bebas dari penjajahan fisik tetapi juga pembebasan pikiran dari kebodohan dan penindasan, yang dapat dicapai melalui pendidikan dan revolusi fisik massa aksi demi terwujudnya kebebasan politik, sosial, dan ekonomi bangsa.
Lantas kemerdekaan apa yang selalu kita rayakan di tanggal 17 agustus?, kemerdekaan simbolis semata kah?. Yup, betul simbolis semata tanpa perubahan keadaan yang di cita-citakan. Bahkan kemerdekaan yang hanya pemberian dan itu fakta sejarahnya. Pajak naik, tanah nganggur di sita, tunjangan dewan naik, dan rekening nganggur pun di blokir.
Ah, semakin pusing dengan pembangunan tak jelas dalam mewujudkan kemerdekaan yang hakiki. Jadi mulai lah berMadilog (Materialisme, Dialektika, dan Logika) guna mengembalikkan visi misi kemerdekaan ke arah yang semestinya sehingga kesejahteraan ada untuk rakyat. Jangan hanya diam dengan ketidakadilan, sebab mungkin kau tak merasakannya sekarang tapi percaya lah, kelak kau akan merasakan ketidakadilan itu juga.Â
Merdeka, dirgahayu Indonesia yang ke 80 Tahun.