Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

ISIS Dilawan dengan ISIS Pula

2 Desember 2015   10:40 Diperbarui: 2 Desember 2015   12:28 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ISIS, ini salah itu salah dilawan dengan ISIS, ikhlas, sabar, iman dan soleh. (Sumber: dpandro.blogspot.ru)

Ini akan terjadi bila yang digunakan “kaca mata” negatif, apapun akan terlihat tidak menyenangkan, begini salah, begitu salah, yang ini salah yang itu salah. Jadi yang terlihat hanya kekurangan orang lain, di hadapan orang yang selalu berpikiran negatif, yang ada hanya kesalahan demi kesalahan, yang ada hanya kekurngan demi kekurangan, yang ada hanya keburukan demi keburukan. Sedangkan yang namanya kebaikan, manfaat, keberuntungan dan yang sejenisnya entah hilang kemana.

Repot memang menghadapi orang yang semacam ini, yang ada hanya kesalahan orang lain, dan lupa pada kesalahan diri sendiri, kekurangan diri sendiri, keburukan diri sendiri, kebododhan diri sendiri dan lain sebagainya. Padahal yang namanya manusia, pasti akan selalu ada sisi yang salin berdampingan satu sama lain, ibarat koin sebuah mata uang logam, dimana tanpa ada salah satu gambar pada sisi yang lain, maka uang logam itu tak bernilai atau tak ada artinya.

Baik dan buruk, benar dan salah, senang dan susah, tawa dan tangis, senyuman dan kesedihan akan terus ada sepanjang jalan kehidupan manusia. Jadi kalau hanya melihat salah satu sisinya, dan yang dilihat hanya sisi keburukan, kesalahan, kekurangan dan lain sebagainya, sudah tentu penilaian menjadi tak seimbang alias tak adil. Sikap tak adil ini akan menimbulkan kebencian pada orang lain, bukan cinta dan kasih sayang. Mengapa? Karena di mata orang yang tak adil ini, hanya yang negatif terus, bukan yang positif.

Maka munculah istilah ISIS( Ini salah itu salah), bukan ISISnya yang lagi ramai di Syria dan di Irak. Walau ISIS yang satu ini telah menimbulkan perdebatan panjang yang tak habis-habisnya. Sehingga dunia terbelah dua, yang mendukung ISIS dan yang menentang ISIS, persis halnya ketika Osama Bin Laden yang mendirikan jaringan Al Qaidahnya. Yang telah menjadi musuh bersama AS dan sekutunya.

Rupanya setelah Osama Bin Laden meninggal, AS “kekurangan” musuh, sehingga konon, dibuatlah ISIS, entah benar atau tidak saya tak tahu. Namun yang jelas sasaranya telah sampai, dimana ummat Islam sedunia menjadi terpecah belah, dan negara-negara Islam yang tadinya aman dan damai, kini hancur lebur. Dan anehnya yang menyebabkan negara-negara tersebut hancur lebur, tak disebut teroris! Padahal jelas-jelasnya telah menghancurkan dan membunuh ratusan ribu orang di berbagai negara, mungkin lebih dari itu jumlah yang terbunuh, tapi tak terungkap, ya biasa, apa lagi kalau bukan menutupi fakta yang sebenarnya terjadi.

Mana ada solideritas buat ummat Islam yang telah dihancur leburkan, kemudian negara-negara AS dan sekutunya memberikan rasa duka yang mendalam dengan membuat bendera-bendera dengan pencahayaan di gedung-gedung yang menjadi ikon negera mereka, seperti yang terjadi di Perancis baru-baru ini, ga ada tuh. Kalau ummat Islam yang dibantai, negaranya dihancurkan, sumber daya alamnya diambil, mereka terdiam seribu bahasa, tak ada ungkapan yang menyatakan prihatin, apa lagi sampai mengibarkan bendera negara yang hancur lebur tersebut, silahkan buktikan? Tak ada, tapi giliran sekutunya “disenggol” semuanya teriak, dan itu berkali-kali terjadi, tapi bila ummat Islam yang dibantai, semuanya diam! Dunia diam beribu bahasa, semuanya membisu! Itulah yang terjadi dan itu fakta. Lihat kasus yang terjadi di Irak, Afganistan sebagai contoh. Bahkan PBB saja tak bisa menyetop AS, ketika AS menghancur leburkan negara Irak.

Kembali ke ISIS, ini salah itu salah. Kondisi ini akan selalu ada dipihak lawan, siapapun orangnya, siapapun tokohnya, apapun partainya dan lain sebagainya. Jadi dipihak lawan, yang ada adalah ini salah itu salah. Lihat saja berbagai kasus yang ada di jagat perpolitikan Indonesia. Bila sudah bersebrangan partai politiknya, atau idiologi politiknya berbeda, yang ada bagaimana cara membuat pihak lawan menjadi serba salah, ini salah itu salah. Dan bila jatuh pihak lawan, berarti itu kesempatan untuk merebutnya dari kekuasaan.

Bagimana solusinya, ya tinggal ambil kebalikannya, ISIS juga, tapi bukan ini salah itu salah. ISIS yang ini berarti Ikhlas, Sabar, Iman dan Soleh. Apa itu? Ikhlas dalam segala macam perbuatan, yang diniatkan hanya untuk mencapai ridho Allah SWT. Kemudian dilanjutkan dengan Sabar, orang sabar disayang Tuhan. Lalu Iman, dengan iman yang kuat, soal ISIS, ini salah itu salah, bisa dienyahkan, apa lagi bila ditambah dengan amalan yang soleh, amalan yang penuh dengan kebaikan.

Jadi singkat kata, ISIS dilawan dengan ISIS pula, ini salah itu salah dilawan dengan Ikhlas, Sabar, Iman dan amal Soleh. Sedangkan ISIS yang menjadi musuh dunia Internasional saat ini, dilawanya dengan ISIS pula, yaitu Ingat Selalu Islam Santun. Loh kok gitu? Karena Islam mengajarkan rakhmatan lil alamin, Islam yang menjadi rakhmat bagi seluruh alam, Islam yang santun, Islam yang mengajak kepada kebaikan, bukan perusakan, kebencian dan permusuhan. Ajaklah manusia dengan penuh rakhmat, kasih sayang kejalan Tuhanmu, bukan dengan sumpah serapah, kebencian, permusuhan dan amarah, kecuali kalau Islam diperangi, lain lagi ceritanya.

Kalaupun Islam diperangi jawabnya tetap dengan ISIS pula, yaitu Islam yang Sabar, Islam dengan semangat juang tinggi. Maka sebelum kemenangan diraih, tak ada istilah mundur, karena dalam jihad, berjuang membela kebenaran dengan sungguh-sungguh, akan mendapat dua ganjaran sekaligus, kemenangan atau mati syahid, hidup mulia atau mati syahid. Itulah ISIS yang sebenarnya, Ikhlas, Sabar, Iman dan Soleh atau Ingat Selalu Islam Santun.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun