Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kok Bisa Jokowi dan Ahok Pisah Haluan?

1 Oktober 2025   06:05 Diperbarui: 1 Oktober 2025   06:05 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi dan Ahok yang dulu satu partai di PDIP, kini  pisah. Dalam politik memang tak ada teman-lawan abadi. Ilustrasi Meta AI SZ

Kok Bisa Jokowi dan Ahok Pisah Haluan?

Oleh: Viraysmaut

Pada tahun 2016 di bulan Februari, pas 6 tahun yang menulis di kompasiana, tepatnya tanggal 7 Februari 2016, empat hari berturut menulis tentang Ahok, saya stop dulu, walau kalau ditulis lagi tentang Ahok, ya tetap saja banyak yang baca, mengapa? Karena Ahok adalah gubernur yang unik pada saat itu. Saya menyebutnya “ anak macan” yang berani mengaum sekeras-keras, dan “memakan induknya”.

Lihat saja dengan keluarnya Ahok dari Gerindra, partai yang mengajukannya menjadi cawagub pada Pilkada 2012 yang, bersama dengan Jokowi yang sekarang mantan presiden. Ahok tak peduli dengan partai pengusungnya, jika memang berlawanan dengan nuraninya, disikat habis! Ahok nyebarang ke partai bantengnya Megwawti, sampi sekarang, ga tahu nanti 2029 apa masih bersama banteng atau nyebrang ke kubu lain, saya ga tahu.

Itulah Ahok, dibilang tak tahu adat, tak tahu berterima kasih, “kacang yang lupa akan kulitnya”, “kutu loncat”, pemberang, emosional, pemarah, mau menang sendiri, tak punya etika sebagai pemimpin, dan sederet julukan buruk lainnya, Ahok tak peduli. Sikat habis, siapapun yang mencoba menghalanginya.

Kalau atasannya saja Ahok “sikat”, apa lagi bawahannya, hanya tinggal dipecat! Dan pemecatan Ahok bukan hanya “gertak sambel”, tapi betul-betul dilaksakannya! Bahkan Ahok punya rencana “gila”, jika perlu 50 % pegawainya yang culas, akan disikat habis, diganti dengan pegawai yang benar-benar bekerja untuk rakyat. Itu dulu Ketika Ahok jadi Gubernur DKI.

Dan hebatnya, di tangan Ahok kesejahteraan pegawai meningkat, terutama golongan menengah ke bawah, sedangkan menengah ke atas menurun, jika dibandingkan dengan hasil korupnya, yang di masa sebelum Ahok, mereka pestapora, tanpa takut dipecat! Dan sekarang para pejabat korup tersebut, sudah banyak yang mengundurkan diri, sebelum dipecat oleh Ahok. Ahok benar-benar “ macan”, bukan lagi “anak macan”.

Karena Ahok berani keluar dari partai, sedangkan tokoh lain, justru banyak yang tergantung pada partai, bahkan maaf, setingkat Jokowi pun, yang kini seorang presiden, tak berani keluar dari partai! Eh malah dipecat dari partainya, hingga akhirnya sekarang “pisah ranjang” dengan partai yang mengusungnya sejak menjadi Wali kota, Gubernur dan dua kali menjadi presiden RI. Dan sekarang Jokowi dan partai Bantengnya Megawati seperti musuh bebuyutan, saling bongkar, terus aja begitu, agar rakyat tahu bahwa mereka punya “borok” masing-masing, yang dulu mereka tutup-tutupi pada rakyat.

Padahal Jokowi, di dalam PDIP, dijuluki sebagai “petugas partai” yang sudah menjadi kontroversi yang panjang, dibahas di mana-mana, ada yang pro dan ada yang kontra. Yang pro mengatakan, Jokowi memang petugas partai di dalam PDIP, karena Jokowi adalah anggota partai, bukan ketua partai.

Yang kontra bilang, Jokowi bukan petugas partai, karena ketika Jokowi disumpah menjadi presiden, lepaslah dari partainya. Nah dalam kasus semacam itu, Jokowi tak seberani Ahok, yang mungkin punya pertimbangan lain atau Jokowi tetap membutuhkan partai, dalam hal ini PDIP, padahal PDIP yang telah mencalonkannya menjadi capres pada 2014 yang lalu adalah partai yang paling kencang bersuara agar Jokowi dilengserkan, terutama saat kasus Budi Gunawan dicalonkan menjadi kapolri, yang akhirnya dibatalkan oleh Jokowi, sehingga perpolitikan di Indonesia begitu gaduh, karena pro kontra antara Polri dengan KPK, saat itu.  Eh sekarang Budi Gunawan malah dilengserkan dari Menkopolhukam di kabinet Merah Putihnya Prabowo, 8 SeptembEr 2025 yang lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun