Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Anas Siap Digantung di Monas Ternyata Benar!

25 Januari 2014   18:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:28 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13906497861665132158

[caption id="attachment_292019" align="aligncenter" width="529" caption="Anas dengan kata-katanya yang bersayap, siap digantung di Monas bila korupsi. Ilustrasi; rimanews.com"][/caption] Hari ini suhu di Moskow rata-rata berkisar minus 15 derajat celcius, nah dalam keadaan dingin seperti ini males ke lauar ke mana-mana, kecuali untuk belanja Mingguan, kalau tidak, ya buat apa keluar dingin-dingin begini, ya di rumah saja hangat, sambil iseng-iseng buka Youtube dan bertemulah dengan dengan Anas Urabaningruim yang sedang diwawancarai di TV Berita Satu.  Ada yang terasa agak lain dalam wawancara tersebut, terutama yang menyangkut penegasan Anas. Anas yang kata banyak orang "menantang" kalau korupsi satu rupiahpun siap di gantung di "Monas" ( sengaja saya pertebal dan saya beri tanda kutif)pada kasus Hambalang. Dan memang agak rumit untuk kasus Hambalang ini, karena KPK untuk mencari dua bukti saja untuk bisa menahan Anas membutuhkan waktu kurang lebih dua tahun, dan akhirnya setelah menemukan cukup bukti, pada minggu kedua Januari, tepatnya tanggal 10 Januari 2014, yang kata Anas adalah hadiah Tahun Baru buat SBY, yang lagi-lagi membuat berita yang mengebohkan. Setelah beberapa kali Anas  mengeluarkan kata-kata yang penuh dengan metapora, yang sukar langsung ditebak apa maksudnya, kecuali oleh Anas sendiri, telah menimbulkan berbagai macam penafsiran bagai masyarakat luas. Contoh yang paling mengebohkan adalah pernyataan Anas yang siap digantung bila korupsi satu rupiah pun di " Monas"( sengaja saya pertebal dan saya beri tanda kutif). Kata-kata "bersayap" ini ternyata diterjemahkan langsung oleh mayarakat bahwa "Monas" yang dimaksud adalah Monasnya ( Monumen Nasional) Jakarta. Masyarakat lupa atau tidak memperhatikan betapa tenangnya Anas mengatakan bahwa" dirinya siap digantung di Monas, bila korupsi satu rupiah pun!" Mengapa Anas mengatakan kata digantung itu dengan tenang, sudah saya tulis sebelumnya di sini. Namun ada jawaban yang tak terduga yang datang dari Anas ketika diwawancarai di TV Berita Satu di sini pada 5 Januari 2014, lima hari sebelum penahanan Anas oleh KPK. Kata "bersayap" yang dikemukakan Anas memang banyak, tidak hanya" siap digantung di "Monas" tapi juga ada tentang "lembaran pertama" ketika Anas berhenti menjadi ketua Partai Demokrat. Dan masyarakatpun dibuat bertanya-tanya tentang halaman ke dua, ke tiga, ke empat dan seterusnya. Sehingga "emosi" masyarkat ikut "hanyut" dibuatnya. Dan menunggu-nunggu kapan "halaman-halaman" selanjutnya akan dibuka oleh Anas. Kata bersayap yang lainnya adalah" Anas benar-benar tak mau dipanggil KPK" mengapa? Jawabanya sederhana" nama saya  Anas, bukan KPK" itu katanya. Jadi Anas memang sedang bermain-main dengan kata-kata atau Anas bermetapora dengan kata-katanya. Dan yang lebih "asik" lagi ketika Anas mengusulkan agar SBY pada pemilu 2014 ini disarankan ikut mencalonkan diri lagi, tapi bukan menjadi capres 2014, tapi cawapres alias calon wakil presiden! Dan dunia politikpun ikut "gonjang-ganjing" dipermainkan oleh Anas dengan kata-kata bersyapnya ini, sehingga ada yang mengatakan Anas sedang melecehkan SBY! Namun dibalik itu semua yang menarik adalah kata "siap digantung di Monas" dan ternyata ini perkataan yang benar dan jujur dari Anas, karena kata Monas di sana bukan Monas yang dimaksud oleh kebanyakan orang, tapi "Monas" yang dimaksud oleh Anas sendiri, yang pengertiannya jauh berbeda dengan yang dimaksud masyarakat banyak. Monas dalam kata-kata Anas adalah Monumen Anas, bukan monumen nasional! Jadi bukan Monas di Jakarta itu, bukan Monumen yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Maka wajarlah Anas berani berkata "siap digantung di Monas, kalau korupsi satu rupiah pun". Hanya repotnya adalah apa yang dikatakan Anas di depan umum dan itu tentu saja banyak ditangkap oleh masyarakat sebagai pengertian yang umum, bukan khusus, sehingga masyarakat banyak yang sudah menyediakan tali gantungan, bahkan dikirim ke ruang jubirnya PD! Padahal dalam kontek Anas sendiri, sekali lagi kata Monas bukan monumen nasional, tapi monumen Anas. Yang menjadi pertanyaan sekarang, di mana monumen Anas itu berada? Hanya Anas yang bisa menjawab.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun