Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gerakan Akhir Zaman (GAZA) Siapa Takut?

17 Maret 2023   09:46 Diperbarui: 17 Maret 2023   09:57 1457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dicky Candra, pendiri GAZA, Pakaian putih-putih, Penulis (Kaos Merah), Muhammad Antoni, Ex Ketua PJMI dan Ismail Lutan , ketua PJMI. Dokumen SZ.

Judulnya serem ya? Mungkin ada yang bertanya begitu. Atau yang langsung terbang pikirannya ke Jalur Gaza di Paletina sana, dan langsung ingat dengan perjuangan rakyat Palestina melawan penjajahan Israel. Ya wajar saja, karena saya pun begitu ketika membaca kata Gaza atau mendengar kata Gaza pikiran saya langsung terbang ke jalur Gaza di Palestina, sama kan? Karena kita memang sama-sama tahu bahwa Gaza yang terkenal itu memang Palestina, bukan gaza yang dimaksud dalam tulisan ini.

Nah jawaban terhadapan pertanyaan kita, Anda dan Saya, langsung dari pendiri GAZA ( hurup besar semuanya) karena memang singkatan aau akronim dari Gerakan Akhir Zaman yaitu Dicky Candra, ketika Saya dan temen-teman dari PJMI ( Persaudaraan Jurnalis Muslim Indonesia) diundang untuk datang ke markas besar GAZA, ingat, bukan Gaza yang di Palestina, tapi GAZA yang di Ciater, Subang, Jabar. Jadi sudah jelas ya beda antara GAZA dengan Gaza?

Oke, kita lanjut dengan GAZA yang kedengarannya serem, karena berita tentang Gerakan Akhir Zaman atau tentang kiamat. Orang mungkin serem atau takut ya mendengar tentang kiamat atau zaman akan berakhir. Saya juga mulanya kaget, kok ada gerakan seperti ini? Apa memang dunia akan kiamat? Tapi yang membuat saya tertarik adalah kata " Akhir Zaman " itu, karena dengan mengingat akhir zaman itu berarti kita ingat akan mati, sedangakan mengingat akan kematian, dan mempersiapkan  menghadapi kematian adalah ciri orang cerdas.

Nah dengan berkunjung, Saya dan teman-teman ke markas GAZA di Ciater, Subang, menjadi jelas dan tidak prasangka bahwa GAZA adalah sebuah aliran yang menyimpang. Menyimpang dari apa? Loh wong GAZA adalah orang-orang yang sholatnya sama, ngajinya sama, yang dibaca Al Quran juga, sedekahnya sama, pergi hajinya juga  ke Mekkah dan seterusnya. Lalu menyimpangnya di mana? Mungkin yang jadi perhatian masyarakat adalah soal GAZA yang sumber awalnya adalah dari mimpinya Muhammad Qosim dari Pakistan. Yang tertarik silahkan klik di embah google atau di youtube kata kunci: GAZA

Penulis di Posko GAZA, perjalanan unik menuju tempat Uzlahnya Kang Dicky . Dokumen SZ
Penulis di Posko GAZA, perjalanan unik menuju tempat Uzlahnya Kang Dicky . Dokumen SZ

Saya tidak bicara tentang mimpi-mimpi Muhammad Qosim yang menurut Dicky Candra, yang lebih senang dipanggil "Kang Dicky", sering benar mimpi-mimpinya,Muhmmad Qosim, biarlah itu urusan Kang Dicky. Tulisan ini ingin memperkenalkan Markas GAZA yang memang unik. Bayangkan ketika Anda dari Jakarta, misalnya, dan berangkat ke Markas GAZA dan masuk ke dalamnnya, mobil Anda tak bisa masuk, dan Anda harus naik motor atau berjalan kaki di daerah perbukitan dan ke dalam hutan, ya di dalam hutan!

Kok di dalam hutan? Karena memang tujuannya adalah Uzlah, dalam istilah tasawuf, mengasingkan diri dari keramaian atau menyendiri.  Dan disinilah menariknya, seorang Kang Dick,y yang pernah menjadi team konsultannya Jokowi untuk pemenangan pilpres 2019 yang lalu, yang katanya, dari hasil konsultan untuk keberhasilan para Gubernur, Bupati atau walikota bisa milyaran, itu artinya Kang Dicky untuk  keuangan bukan masalah, tapi tiba-tiba banting setir meninggalkan segala kemewahan duniawi untuk GAZA.

Nama GAZA sengaja diambil atau disematkan untuk gerakannya, itu agar mudah diingat, hanya dengan empat kata, G A Z A, itu semacam iklan, brand atau nama dagang yang mudah dingat. Itu strategi yang dibuat Kang Dicky, agar gerakannya mudah diingat masyarakat, dan hebatnya kang Dicky tak takut dihujat orang atau dianggap gerakannya adalah aliran sesat. Bahkan ada lembaga resmi yang sedang mengawasi GAZA ini, karena diduga aliran sesat, benar atau tidaknya nanti diputuskan oleh lembaga tersebut, setelah mengadakan penilitian atau pengujian tentunya.

Kang Dicky bahkan seakan menantang. Ayo buktikan, ayo kemari,  kami undang semuanya untuk datang ke markas GAZA, yang memang jauh dari perkampungan, bahkan untuk datang ke warung terdekat saja harus berjalan kaki atau naik motor, naik turun perbukitan, kurang lebih dua kilo meter! Dan akan lebih sulit jika hujan datang, naik motor , boncengan di jalan setapak yang licin dengan resiko penumpang terlempar atau motor terbalik, dan ini bukan omong kosong.

Saya ngalami sendiri, ketika Sabtu, 11 Maret 2023 yang lalu bersama teman-teman PJMI ke markas GAZA, sudah tersesat karena ikut google map, sampai harus mutar balik ketika sudah di Ciater, mana hujan lebat, tiba di dekat Curug eh mobil ga bisa masuk, jadi masih dua kilo meter harus ditempuh dengan naik motor di jalan setapak. Perut sudah keroncongan, laper, karena terlambat makan, sampai di warung yang jadi tapal batas mau ke Mmrkas GAZA, saya dan teman-teman seperti orang kelaparan, beli jajanan di warung kecil, apa coba? Pop Mie, beli kerupuk, dari kota jauh-jauh, eh belinya kerupuk, tapi rasanya Bung!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun