Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi yang Dulu Berbalik 180 Derajat Dengan yang Sekarang?

3 Oktober 2025   06:25 Diperbarui: 3 Oktober 2025   06:25 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kekuasaan memang bila tidak dijalani dengan amanah, maka akan cenderung korup. Dulu Jokowi sederhana, sekarang? Meta AI.

Begitulah Jokowi, baginya menjadi Gubernur bukan sedang berada di "menara gading", tapi amanah yang harus dijalankan, sampai harus masuk ke gorong-gorongpun dilakukan, dan itu bukan masalah baginya. Dengan pola kerja yang demikian ini, membuat Jokowi begitu populer dan menimbulkan istilah baru yang juga populer gara-gara Jokowi, yaitu istilah "blusukan" dan ini sudah ditulis pada banyak berita, sampai-sampai ada yang bilang bosen , Jokowi lagi -Jokowi lagi!

Begitu populernya Jokowi sampai-sampai mengalahkan berita " Bosnya", Prabowo, kini " anak macan" Prabowo mengalahkan"induknya", lagi-lagi fenomena yang menarik. Ini hampir sama dengan "anak macannya" SBY, Anas Urbaningrum, hanya bedanya, kalau "anak macan" SBY ini sampai membuat "induknya', galau, karena status Anas yang masih saja menggantung di KPK, padahal sudah berjalan dua tahun.

Sang induk sampai harus mengambil alih kekuasaan atau mengkudeta, meminjam istilah istilah Karni Ilyas, "anaknya" sendiri, tentu karena di dorong oleh anggota Partai Demokrasi yang lainnya, yang jangan-jangan sedang "mengincar" kedudukan ketua Partai Demokrat tersebut, siapa tahu Anas di pecat setelah ditangkap KPK, misalnya, pasti banyak anggota Partai Demokrat yang berlomba-lomba untuk merebut kursi ketua itu.

Ini politik bung, tak ada kawan yang abadi, yang ada hanya kepentingan! Jadi fenomena anak macan politik sedang " in "rupanya, masih ingat "anak macan"nya Gusdur telah "menerkam" Gusdur, dan Gusdur kalah total, PKB yang dirikannya tak bisa diambil lagi olehnya dan tak bisa diwariskan kepada anak-anaknya!

Gusdur mungkin lupa, organisasi modern itu bukan pesantren! Kalau di pesantren mungkin, apa yang dimaui Kiayinya, santri-santrinya akan bilang" patuh dan taat, titik" tapi dalam dalam organisasi modern tak demikian halnya, jadi walaupun Gusdur yang mendirikannya PKB, tak serta merta PKB menjadi miliknya sendiri dan dengan mudah mewariskan kepada anak kandungnya, Yeni Wahid, misalnya.

Kekuasaan memang bila tidak dijalani dengan amanah, maka akan cenderung korup. Dulu Jokowi sederhana, sekarang? Meta AI.
Kekuasaan memang bila tidak dijalani dengan amanah, maka akan cenderung korup. Dulu Jokowi sederhana, sekarang? Meta AI.

Dengan demikian fenomena "anak macan" politik sudah ada tiga pola sebagai contoh. Pertama, "anak macan" yang mengalahkan kepopuleran "induknya", ini terjadi antara Jokowi dengan Prabowo.

Kedua, "anak macan" yang melawan dengan "induknya", ini terjadi antara Anas dengan SBY. Dan yang ketiga, "anak macan" yang sudah menerkam "induknya", ini terjadi antara Muhaimin dengan Gusdur.

Nah ketiga "anak macan" ini polanya juga menarik, dan yang bersih sampai saat ini adalah Jokowi, tak terdengar kasus apapun tentang Jokowi selama memerintah di Solo, bahkan mendapat bermacam-macam prestasi, salah satunya menjadi Wali Kota terbaik nomor tiga sedunia!

Dengan fakta ini, lagi-lagi Jokowi memang "anak macan" yang manis! Beda dengan kedua "anak macan" lainnya. Ini pula yang mungkin menjadi alasan mengapa Jokowi mulai digadang-gadang untuk bisa dicapreskan pada tahun 2014 nanti, ini tentu bagi yang pro.

Bagi yang kontra, ya tentu dicari selahnya, salahnya, aibnya, dicari kekurangan, walaupun kecil kemudian dibesar-besarkan, ya maklum, kalau kebencian sudah melanda jiwa, coklat pun disebut, maaf, ....kucing(saya tak tega menulisnya). Begitulah jiwa manusia kalau sudah dilanda kebencian, yang terlihat hanya yang buruk-buruk, yang baiknya, musnah entah kemana! Itu cerita masa lalu tentang Jokowi, ketika masih menjadi Gubernur DKI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun