Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Benarkah Jokowi yang Sekarang Bukan yang Dulu?

18 September 2025   08:23 Diperbarui: 18 September 2025   08:23 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. http://politik.kompasiana.com/2013/02/16/jokowi-anak-macan-yang-manis-534744.html;

2. http://politik.kompasiana.com/2013/01/22/jokowi-membuat-malu-gubernur-dki-527715.html;

3.  http://politik.kompasiana.com/2012/12/28/jokowi-pemimpin-yang-membumi-520287.html.

 Namun rupanya ada yang tak setuju atau kontra dengan Jokowi, sehingga diacari-cari artikel tandingan yang berhubungan dengan Jokowi, agar Jokowi terlihat keburukannya dan saya tak terpengaruh. Bukankah penulis itu harus netral?

Saya melihat Jokowi dari jauh, dari berita yang saya baca atau yang saya lihat, jangan lupa tahun itu, 12 tahun yang lalu, bukan yang sekarang. Nah rupanya yang kontra dengan Jokowi "kebakaran jenggot" dengan banyaknya tulisan-tulisan yang pro pada Jokowi, termasuk pada tulisan saya di atas. Dan saya harus malu, katanya, kalau artikel tandingan benar. Lagi-lagi saya jawab, kenapa harus malu?

Yang jelas setiap manusia, siapun dia punya kebaikan dan keburukannya, termasuk Jokowi. Jokowi bukan manusia sempurna, bukan nabi, bukan rosul! Jadi kalau ada yang bilang Jokowi layak jadi nabi, itu terlalu! Keterlaluan. Sama dengan kita semua, manusia biasa yang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Termasuk saya yang menulis artikel ini.

 Jadi kalau Jokowi punya kesalahan atau kekurangan, ya normal, itu manusiawi, karena Jokowi bukan malaikat yang tak punya kesalahan apapun! Karena memang malaikat tak punya nafsu, yang beda sekali dengan manusia, punya nafsu. Jadi kalau Jokowi punya kesalahan, ya manusiawi! Sama dengan saya, yang juga manusia, punya kesalahan, kenapa harus malu menulis tentangnya?

Orang yang baik bukan manusia yang tak punya kesalahan, tapi orang yang punya kesalahan lantas memperbaiki kesalahan tersebut! Yang kontra pada Jokowi bilang," anda harus malu, kalau tulisan tandingan itu benar, karena tulisan anda menjadi sampah", begitu katanya. Saya jawab lagi, kenapa harus malu? Kenapa harus malu, ketika tulisan menjadi sampah?

Padahal itu bukan sebuah kejahatan, ya menulis seorang tokoh, seburuk apapun tokoh tersebut,  bukan sebuah kejahatan, apakah menulis tentang Hitler, Lenin, Stalin, Firaun dan lain-lain itu kejahatan?  Lalu mengapa harus malu kalau salah? Salah, ya diperbaiki, segitu aja repot!

Kita baru boleh malu, kalau korupsi misalnya, loh yang korupsi saja banyak yang tak tahu malu, cengar cengir, cenge-ngesan dan senyam senyum di depan kamera, padahal koruptor tersebut sudah pakai rompi kuning KPK dan diborgol, dan yang lebih tak tahu malu lagi, koruptornya menteri agama, bukan menteri agama yang sekarang ( 2024-2029), kalau yang sekarang selain Dai, Kiayi dan seabreg julukannya yang positif.  Dua menteri menteri agama koruptor, lah gimana ummatnya mau mencontoh? Sudah dua Menteri agama masuk penjara, dan beritanya akan menyusul mantan menteri agama yang ketiga, kita tunggu saja.  

Lalu kenapa kita harus malu pada apa yang kita sudah tulis? Oke, sekian dulu. Soalnya bicara tentang Jokowi sekarang bisa membuat ramai di jagat medsos. Tokoh ini, diakui atau tidak, sedang menjadi sorotan dunia, karena kiprahnya saat menjabat, terutama di priode ke dua ( 2019-2024)  Jokowi dinilai buruk, dan keburukannya dicatat dalam Sejarah bangsa ini, karena dengan terang-terang melakukan KKN. Silahkan baca saja di mbah Google atau tonton di Youtube. Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun