Apa yang Lagi Kau Cari Jokowi ?
Oleh: Viraysmaut
Pemilu 2029 masih jauh, masih lama. Pemeritah yang sekarang belum genap setahun, tepatnya nanti tanggal 20 Oktober 2025, Pemerintahan Prabowo pas setahun. Namun mulai terlihat Jokowi masih main dua muka, masih cawe-cawe. Padahal Presiden ke 5 dan ke 6 anteng-anteng aja tuh, walau sama-sama punya pendukung, terutama dari partai masing-masing.
Belum apa-apa Jokowi sudah mengarahkan para pendukungnya, Projo, Sukarelawan Jokowi dan lain sebagainya untuk mendukung Probowo dan wakilnya ( Saya meles nyebut nama yang satu ini) Yang menurut berbagai kalangan disebut “ anak haram konstitusi. “ Woi…. Belanda masih jauh! ” Jokowi mau ke mana sih? Kok seperti orang ketakutan anaknya ga dapat kursi? Memang kalau yang sekarang ga dapat kursi wapres di Pilpres 2029 ada yang rugi?
Sekarang saja banyak yang kontra dan berusaha agar wapres turun atau mundur, dan yang bicara bukan orang yang asal bicara, pensiunan para jendral dan tokoh Muhmmadiyah yang malang melintang di jagat perpolitikan, Prof Din Syamsudin. Kalau Amien Rais di Podcastnya hampir tiap hari sudah teriak-teriak, agar anak beranak ini, Jokowi dan anaknya, segera tobat! Dan itu bukan hanya tokoh yang moderat.
Abu Bakar Ba’asyir yang dikenal dengan tokoh radikal dan dipenjara di jaman SBY, malahan sudah datang ke Jokowi, entah pecitraan atau tidak, yang jelas kabarnya Ba’asyir sudah menasehati Jokowi agar bertobat, masih ada waktu dan banyak waktu untuk bertobat, Sudahlah, serahkan orang yang lebih pantas menduduki jabatan Wapres, mundur teratur lebih terhormat dari pada didongkel rakyat untuk dipakas turun, jangan saya sampai “ dinevalkan ” rakyat.
Jokowi sudah bagus lenggang kangkung, turun dari pemerintahan tanpa gonjang ganjing perpolitiklan sebelumnya, seperti kejadian pada Bung Karno dan Pak Harto. Sudah biarkan pemerintahan di urus oleh orang yang lebih baik, lebih bagus, lebih pantas ketimbang “ anak haram konstitusi ini”
Apa lagi yang kau cari Jokowi? Tidak ditangkap dan tidak dipenjara saja sudah bagus. Sementara tuntunan rakyat banyak agar Jokowi di tangkap, di penjara. Jokowi, sudahlah, rakyat akan mudah memaafkan kesalahan Jokowi yang menghambur-hamburkan dengna proyek-proyek yang bukan pro pada rakyat, sampai hutang ribuan trilyun. Jangan lupa yang bayar hutang itu rakyat dengan berbagai pajak yang sangat menekan rakyat.
Kembali ke pilpres 2029, riak gelombangnya sudah melanda, tanda partai-pertai mulai kasak- kusuk, bahkan partai yang sedang berkuasa pun sebelumnya sudah mencalonkan Prabowo untuk maju lagi di Pilpres 2029. Yang ini saja belum setahun, tapi sudah ancang-ancang ke pilpres 2029, ada apa ini?
Entah siapa yang bermain, saya tak tahu, namun yang jelas ada great planing dari tangan-tangan yang tak kelihatan. Lalu siapa sih calon Presiden yang mendatang? Paling tidak punya 4 sipat yang sangat mendasar yang harus dimilikinya, mari kita bahas. Yang kalua pakai Bahasa agama: Sidiq, Amanah, Tablig dan Fatonah. Kalau berat pakai istilah agama, kita pakai istilah keseharian saja.
Pertama, Berani, Presiden mendatang harus punya keberanian yang sangat besar, yang paling penting berani berkata " tidak " bagi pihak luar yang mencoba membuat negara kita seperti apa yang dimaui oleh mereka, sehingga negara kita tak punya kedaulatan penuh di bidang politik, ekonomi sosial dan budaya. Unsur yang paling harus dibentengi adalah pola-pola kapitalis dan imperialis dalam bentuk apapun.
Kedua, Jujur, Presiden yang jujur akan dibela rakyat, akan didukung rakyat sepenuhnya, karena rakyat yakin, Presiden yang jujur tidak akan main-main dengan dana yang ada, tidak akan korupsi untuk kepentingan diri, keluarga, teman, sahabat, partai atau golongannya. Dan tidak akan melakukan KKN dengan berbagai cara untuk mengolkan anaknya wapres atau yang lainnya.
Ketiga, Menjaga Amanah. Ini yang sangat penting. Jika seorang Presiden menjaga Amanah yang diberikan oleh bangsa dan negara berupa sumpah dan janji yang dibacakan di bawah kitab suci, insya Allah, Presiden yang begini akan setia pada sumpah dan janji yang telah diucapkan untuk mensejahterakan rakyatnya. Tak peduli pihak Asing dan Aseng yang berusaha menyetirnya atau menjadikan dirinya sebagi boneka.
Keempat, Cerdas. Ini Presiden yang paling tidak disukai oleh pihak-pihak tertentu. Karena kalau Presidenya cerdas, dan wawasannya luas serta bacaan bukunya luar bisa banyaknya, yang siap menjawab apa saja yang ditanyakan rakyatnya. Bukan Presiden yang ketika ditanya, ngeles “ Kok tanya saya?” atau yang “ planga plongo “ padahal pejabat negara dan urutan nomor satu dan nomor dua se Indonesia. Dengan anak kampus saja sudah ga berani debat, apa lagi debat dengan pihak asing, malu-maluin.
Sudah empat saja, siapapun Presidenya nanti 2029 atau yang sekarang berjalan, penuhi empat hal tersebut niscaya Presiden akan semakin disegani pihak kawan maupun lawan. Rakyat ga banyak menuntut. Asal biaya hidup terjangkau, biaya pendidikan murah dan rakyat Sejahtera, beres!
Bagi rakyat tak penting siapa Presidennya, dari partai mana saja, bebas, karena Indonesia memang negara demokrasi. Asal Presiden/Wapres dipilih dengan cara LUBER dan JURDIL, langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Atau kalau minjam teori dari Prof Egi Sudjana dalam bukunya, seorang pemimpin atau Presiden harus punya ini “ OST JUBEDIL ” atau Objektif, Sistimatis, Toleran, Jujur, Benar dan Adil.
Saya tidak uraikan OST JUBEDIL tersebut, silahkan baca saja bukunya yang baru terbit pertama kali bulan Juni 2025 yang lalu. Alhamdulillah saya dapat buku tersebut gratis, free, saat bedah buku Beliau di PDS ( Pusat Dokumentasi Sastera ) HB Yasin di Gedung Ali Sadikin, Lantai 4, TIM( Taman Ismail Marzuki) Jakpus, 16 September 2025 lalu.
Kembali ke Pilpres 2029 yang masih jauh, tapi gendangnya sudah berbunyi bertalu-talu, Dari Prabowo yang sudah dicalonkan kembali oleh partainya untuk maju lagi pada saat Pilpres 2029. Juga gendang itu dibunyikan oleh Jokowi, yang masih cawe-cawe, agar mendukung Prabo dan wakilnya dua periode (2024-2029 dan 2029-2034).
Salahkah Jokowi? Ya ga juga, kalau kata yang pro Jokowi, kan setiap warga punya hak masing-masing, di dalam negara demokrasi ya boleh saja, kan tidak ada larangan. Namun yang kontra pada Jokowi, cukup Jokowi, Anda sudah menjadi Presiden dua periode ( 2014-2019 dam 2019-2024 ) jangan campuri lagi Pilpresn 2029 mendatang.
Tapi begitulah kekuasaan, orang bila sudah berkuasa ingin terus berkuasa. Dan lingkaran kekuasaan kita, Indonesia, memang masih berkisar pada Dinasti Sukarno, Suharto, Gus Dur, Sarwo Edi Wibowo dan sekarang, Soemitro Joyohadikoesoemo, entah ke depan nanti. Mungkin Jokowi sedang berusaha membangun dinastinya, dimulai dari dirinya sendiri. Wah ini bakal Panjang kalau dibahas, lain kali ya. Demikian.
Jakarta, 7 Oktober 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI