Mohon tunggu...
Vira Shalsyabila Rama Putri
Vira Shalsyabila Rama Putri Mohon Tunggu... Lainnya - 2017

Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Agitasi Ekonomi Industri Akibat Dampak dari Virus Covid-19

30 Desember 2020   21:26 Diperbarui: 31 Desember 2020   10:59 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sejak Organisasi Kesehatan Dunia atau disebut juga World Healty Organisasion (WHO) menyatakan Covid-19 sebagai wabah atau pandemi global pada 11 Maret 2020, akibat penyebarannya yang sangat cepat, wabah Covid-19 menjadi sangat menakutkan bagi seluruh negara di dunia. Berdasarkan pengumuman Organisasi Kesehatan Dunia, banyak negara yang akhirnya mengambil tindakan untuk mencegah Covid-19 ini melihat semakin banyak nya kasus yang terus meningkat, beberapa tindakan yang dilakukan adalah dengan melakukan jaga jarak (social distancing) hingga lockdown (tidak boleh meninggalkan rumah sama sekali). Indonesia telah mengadopsi berbagai kebijakan seperti bekerja dari rumah, belajar dari rumah, menjaga jarak, dan pembatasan sosial skala besar (PSBB). Akibat virus corona ini juga menyebabkan  berbagai sektor ekonomi mengalami penurunan.


Industri merupakan salah satu penyumbang terbesar produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada tahun lalu. Kontribusi industri terhadap PDB pada 2019 adalah 19,62%. Kontribusinya jauh melebihi perdagangan, pertanian, konstruksi dan pertambangan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Februari 2020, dibanding Januari 2020, nilai impor seluruh komoditas mengalami penurunan. Diawali dengan penurunan impor bahan konsumsi sebesar 39,91%, impor bahan baku dan penolong untuk komoditas turun sebesar 15,89%. Modal turun 18,03%. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa impor negara terhadap bahan baku tersebut tengah lesu. Penurunan ini memang disebabkan adanya pembatasan segala bentuk kegiatan di luar negeri untuk mencegah penyebaran Covid-19.Penyebaran Covid-19 pada akhirnya berdampak pada kegiatan perekonomian dan memperlambat perputaran uang. Namun, pemerintah yakin meski virus itu menyebar, kebutuhan sehari-hari seperti sembako akan tetap terjaga.


Menurut riset Moody’s, industri yang terkena dampak paling besar dibagi menjadi tiga sektor. Bagian pertama yang paling terpengaruh adalah industri yang sangat tinggi, seperti pakaian, mobil, pemasok mobil, konsumen, pariwisata, penerbangan, dan perkapalan. Bagian kedua yang cukup terpengaruh adalah minuman, bahan kimia, manufaktur, media, logam dan pertambangan, minyak dan gas, real estate, pertanian, dan perusahaan teknologi perangkat keras. Bagian ketiga yang terkena dampak ringan adalah industri konstruksi, pertahanan, peralatan, transportasi, farmasi, pengemasan, ritel makanan dan telekomunikasi.


Selain itu, menurut Menteri Perindustrian (Agus Gumiwang Kartasasmita) mengungkapkan bahwa pemerintah mengakui kondisi sektor industri di Indonesia yang masih belum ideal serta kondisi ekonomi industri kesehatan yang belum mandiri karena ada nya virus Covid-19 ini. Pemerintah saat ini menyusun peta jalan program substitusi impor, targetnya pada 2022 mendatang yang bisa menggantikan sekitar 35 persen barang impor. Menurut Menteri Perindustrian (Agus Gumiwang Kartasasmita), sasaran pengurangan adalah industri yang memiliki nilai impor yang cukup besar, seperti industri mesin sebesar Rp308 triliun, industri kimia Rp299 triliun, dan industri logam Rp241 triliun. Pemerintah juga menambah dua prioritas pengembangan industri, yakni farmasi dan alat kesehatan sehingga total menjadi tujuh prioritas pengembangan industri. Sebelumnya telah ditetapkan lima prioritas pengembangan industri antara lain industri elektronik, industri otomotif, industri kimia, industri makanan dan minuman, serta industri tekstil dan busana.


Dalam menghadapi wabah Covid-19 ini, kondisi ekonomi di Indonesia dapat di maju kan dengan beberapa hal seperti menyelaraskan program Making Indonesia 4.0 yang diluncurkan Kemenperin 2019 lalu agar operasional industri menjadi lebih efisien dan berdaya saing. Dengan adanya wabah ini, Indonesia juga harus mandiri dalam sektor kesehatan dengan membangun industri farmasi dan industri alat kesehatan yang mendukung untuk menghadapi Covid-19 supaya kasus bisa menurun dan ekonomi juga bisa mengalami peningkatan.

Referensi 

Tira Santia. (2020). 60 Persen Industri Kena Dampak Virus Corona.

Fatkhulamien (2020). Kondisi Ekonomi Indonesia Akibat Corona Saat Ini.

Gumilang (2020). Dampak Covid-19 Terhadap Perekonomian dan Kebijakan Pemerintah Indonesia.

Niko Ramadhani (2020). Inilah Dampak Corona Terhadap Industri di Indonesia.

Tugas Kelompok Ekonomi Industri

Dosen Pengampuh : Ibu Ullya Vidriza., S.E., M.Si

Nama Kelompok :

Izza Aisha Rahmadiah 1710115028

Vira Shalsyabila Rama Putri 1710115035

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun