Mohon tunggu...
Viona Yashinta
Viona Yashinta Mohon Tunggu... Analyst

Konten seputar edukasi, gis, pengurangan risiko bencana dan penanggulangan bencana

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sibona Banyuwangi: Mendidik dari Sekolah, Menyelamatkan dari Bencana

28 Juli 2025   16:26 Diperbarui: 28 Juli 2025   16:25 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Program Sibona di SD N 1 Kalirejo, 2024

Sejak 2022, Kabupaten Banyuwangi memulai langkah sunyi namun pasti dalam membangun ketangguhan menghadapi bencana. Lewat sebuah program edukasi kebencanaan bernama SiBona (Si Bocah Tangguh Bencana), ratusan sekolah dilibatkan, ribuan siswa dilatih, dan puluhan ribu masyarakat pendidikan disentuh.

Sebagai warga yang tinggal di daerah dengan risiko gempa, banjir, hingga letusan gunung api, saya melihat program ini sebagai salah satu bentuk kepedulian paling konkret yang bisa dilakukan pemerintah. Bukan hanya saat bencana datang, tetapi jauh sebelum itu.

Dimulai dari 2022: Membangun dari Akar

Program SiBona digagas oleh BPBD Kabupaten Banyuwangi sebagai respon atas kurangnya kesiapsiagaan masyarakat---terutama anak-anak sekolah---dalam menghadapi bencana. Bukan tanpa alasan. Banyak wilayah di Banyuwangi terletak di kawasan rawan: lereng gunung, bantaran sungai, hingga pesisir selatan yang berhadapan langsung dengan potensi tsunami.

Sejak awal peluncurannya, SiBona langsung menyasar sekolah-sekolah di pelosok yang selama ini sulit dijangkau oleh edukasi formal soal kebencanaan. Edukasi disampaikan dalam bentuk simulasi evakuasi, penyuluhan langsung, dan yang paling menarik: modul pembelajaran yang bisa diajarkan rutin di kelas.

15.000 Lebih Penerima Manfaat

Data terakhir menunjukkan bahwa hingga pertengahan 2025, Program SiBona telah menjangkau lebih dari 15.800 penerima manfaat. Mereka terdiri dari siswa-siswi TK, SD, SMP, SMA, madrasah, santri pesantren, guru, dan komunitas pramuka. Program ini juga menyentuh lebih dari 125 institusi pendidikan di seluruh penjuru Banyuwangi.

Melihat angka itu, saya membayangkan bagaimana satu pelajar yang terlatih bisa menyebarkan pemahaman ke rumahnya, ke saudaranya, bahkan ke kampungnya. Efeknya meluas---bukan hanya di sekolah, tapi juga di komunitas sekitar.

Nilai Kebaruan: Modul Siap Pakai untuk Guru

Yang membuat SiBona benar-benar berbeda dari pendekatan sebelumnya adalah pemberian bahan ajar mitigasi bencana kepada guru. Materi ini tidak hanya diberikan sebagai referensi, tetapi disusun agar bisa langsung digunakan dalam proses belajar-mengajar.

Para guru juga mendapatkan pelatihan yang terintegrasi dalam program BUNGA DESA (Bupati Ngantor di Desa). Dengan begitu, tidak ada lagi alasan bahwa edukasi bencana hanya tugas BPBD atau hanya saat ada proyek tertentu. Kini, guru-guru di Banyuwangi bisa mengajarkan kesiapsiagaan seperti mereka mengajarkan matematika atau bahasa Indonesia.

Modulnya berbasis lokal---disesuaikan dengan risiko setempat seperti longsor, gempa, banjir, atau letusan gunung api. Artinya, siswa tidak hanya belajar teori, tetapi memahami ancaman nyata di lingkungannya.

Dampak yang Terasa, Bahkan Sebelum Bencana Terjadi

Dampak SiBona tidak menunggu hingga bencana terjadi. Ia sudah terasa di ruang kelas, di ruang guru, di ruang keluarga. Anak-anak kini tahu ke mana harus lari saat gempa. Guru-guru tahu bagaimana menyusun rencana evakuasi sekolah. Bahkan ada sekolah yang telah membentuk Tim Sekolah Tangguh Bencana dan menjalankan simulasi berkala tanpa harus menunggu instruksi pusat.

Lebih dari itu, program ini mempersempit jurang informasi antara sekolah kota dan desa. SiBona hadir sampai ke pelosok, menyetarakan hak setiap anak untuk selamat dan siap.

Sebagai warga, saya bangga Banyuwangi punya SiBona. Sebuah program yang sederhana, tapi berdampak besar. Edukasi adalah mitigasi terbaik, dan tampaknya kita mulai melakukannya dengan benar.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun