Kamis Putih identik dengan warna putih, mulai dari pakaian liturgi imam, hiasan di sekitar altar hingga pakaian yang dikenakan oleh umat. Meskipun tidak ada aturan resmi tentang warna pakaian umat ketika mengikuti Misa Kamis Putih, namun kini muncul trend menggunakan baju atau gaun putih pada Misa Kamis Putih, sehingga jika ada umat yang menggunakan baju warna lain, misalnya hitam, merah, hijau, atau warna lain selain putih, maka akan dianggap aneh. Padahal peristiwa yang terjadi pada hari kamis putih bukan hanya berwarna putih saja (1 makna, red), namun berwarna-warni seperti yang tampak pada beberapa peristiwa yang terjadi pada hari ini, yaitu: Pembasuhan kaki, perjamuan terakhir, dan doa di taman Getsemani. Berikut permenungan pribadi saya atas ketiga peristiwa tersebut:
Pembasuhan KakiÂ
Pada malam perjamuan terakhir Yesus dengan para muridnya, ia membasuh kaki mereka. Apa makna dari tindakan ini?
Pembasuhan kaki dapat menjadi simbol pelayanan yang rendah hati. Dengan membasuh kaki para muridnya, Yesus mau mengajarkan mereka, agar mereka mau melayani sesamanya dengan rendah hati, sebab mereka dipanggil untuk melayani dan bukan untuk dilayani.Â
Teladan inilah yang ingin Yesus wariskan kepada para muridnya. Ia sudah datang untuk melayani dan juga mengajarkan tentang pentingnya pelayanan. Namun supaya para muridnya ingat akan teladan dan ajaran tersebut, maka ia memberikan simbol yang mudah diingat oleh para muridnya, yaitu Pembasuhan kaki.Â
Pembasuhan kaki memang adalah simbol. Namun bukan sekedar simbol saja, melainkan simbol yang digunakan oleh Yesus untuk mengingatkan para muridnya agar mereka saling melayani dengan rendah hati.Â
Ada perkataan Yesus yang menyentuh saat peristiwa pembasuhan kaki ini, "Aku yang adalah guru dan Tuhan, mau membasuh kakimu, maka kamu juga harus saling membasuh kaki." Arti dari perkataan Yesus ini jika diterapkan dalam konteks pelayanan memiliki arti: Yesus ingin supaya para muridnya saling melayani tanpa membeda-bedakan status sosial, ekonomi, politik dan apapun dari orang yang dilayaninya. Lakukan pelayanan itu dengan rendah hati, dan bukan dengan sikap sombong dan karena ingin dipuja-puji.Â
Perjamuan TerakhirÂ