Mohon tunggu...
Vinsens Al Hayon
Vinsens Al Hayon Mohon Tunggu... Penyuluh-Guru

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Harta itu punya Tuhan

7 Agustus 2025   09:23 Diperbarui: 7 Agustus 2025   09:23 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Harta kekayaan adalah pemberian Tuhan semata. Harta kekayaan adalah berkat rejeki Tuhan, bukti Tuhan tetap setia mmeelihara hidup kita. Maka hendaknya kita terima dengan penuh syukur dan menggunakannya secara baik dan benar. 

Berkat atau rejeki  dari Tuhan berbeda bagi setiap org karena itu menjadi rahasia kemurahan hati Tuhan.

Pada sisi yg lain,harta kekayaan/ warisan bisa merusak persaudaraan seperti: irihati, benci, balas dendam dan permusuhan dan lain-lain sikap negatip.


Hal yang lebih buruk adalah orang yang bersifat TAMAK atau Rakus. Orang yang melekatkan diri semata pada harta kekayaan. Hal inilah yang menjadi sorotan pengajaran Yesus dalam Injil hari-hari ini. 

Kisahnya demikian, (bdk. Luk,12,13-21), ada  seseorang yg memohon kepada Yesus untuk  berbagi warisan harta kekayaan dengan saudaranya. Tetapi Yesus menolak permintaan ini karena Yesus ingin agar org itu mencari akar persoalannya yaitu bahwa mereka harus saling mengasihi sebagai  saudara dan sadarlah merekan bahwa nilai harta kekayaan itu adalah milik mereka, dan karenanya tidak perlu bertengkar. Mereka berdua adalah sedarah dan saudara.
 

Meskipun demikian Yesus tetap pergunakan kesempatan itu untuk menyampaikan ajaranNya perihal bahaya dari ketamakan atau kerakusan. Bahaya sikap lekatkan diri kuat-kuat pada harta kekayaan.

Untuk ini Yesus menyampaikan ajarannya dalam perumpamaan ttg PETANI KAYA YG BODOH. Singkat cerita; ada seorang petani, banyak hasil kebunnya, dia buat lumbung besar untuk  simpan hasilnya. 

Setelah smua beres, ia berkata dalam hati, bersenang-senanglah  karena hartanya banyak. Tetapi Firman Tuhan dtg kepadanya, "hai orang bodoh, pada MALAM ini juga jiwamu diambil darimu. Lalu bagi siapakah nanti apa telah engkau sediakan ini????

Simak dan pahamlah kita bahwa
Petani kaya itu bodoh lantaran ia melihat hartanya sebagai TUJUAN HIDUP. Ia lupa bahwa sebenarnya  kehidupan manusia adalah bukan utama da  hanya mengumpulkan baginya harta di dunia, tetapi MENGUMPULKAN HARTA KEKAYAAN DI HADAPAN ALLAH. Karena harta kekayaan TIDAK menjamin jalan keselamatan menuju Allah

Refleksi untuk kita:
1: Hendaknya setiap murid pengikut Kristus mengambil sikap baru terhadap harta kekayaan agar harta kekayaan mengantarnya masuk ke dalam kerajaan Allah.


2. Tetap berusaha biar miskin harta kekayaan, dan jika maunkayanmaka hendaknya kaya di hadapan Allah. Semoga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun