Mohon tunggu...
Vinsens Al Hayon
Vinsens Al Hayon Mohon Tunggu... Guru - Penyuluh-Guru

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Non Scholae Sed Vitae Discimus

7 Maret 2023   10:19 Diperbarui: 7 Maret 2023   10:27 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Belajar sudah dimulai di rumah

NON  SCHOLAE  SED VITAE DISCIMUS

( SEKOLAH, MULAI DI RUMAH )  

Kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan pendidikan, terutama pendidikan formal, hampir pasti tidak luput dari tanggapan baik bersifat mayor maupun minor, jika tidak melalui kajian resmi, diskusi ilmiah berbasis realitas, punya landasan hukum, ada uji coba secara regular, punya rujukan jelas dengan teori secara konseptual dan praksis berdampak pada mencerdaskan manusia dan memajukan dunia  pendidikan.

Realita seperti perubahan kurikulum, instruksi penggunaan metode dan strategi pembelajaran yang baru, sekolah gratis, lima hari sekolah, dan lain-lain, juga mengalami banyak tantangan dan tanggapan dalam realisasinya, apa lagi kebijakan berkaitan dengan memulai sekolah jam 5 pagi.

 Dalam suatu acara syukuran wisuda rekan sejawat, si atasan langsung yang diberi kesempatan untuk memberikan "sepata kata" alias "sambutan singkat" mengatakan demikian: "non scholae sed vitae discimus," dan dijelaskan lanjut, bahwa arti tesis ini adalah "Kita belajar bukan untuk sekolah  tapi untuk hidup."

Tesis ini datang dari seorang pujangga dan filsuf Romawi, "Lucius Annaeus Seneca,"  (1 SM- 65 M). Dengan tesis ini, Seneca mengarahkan perhatian kita pada 'Pembelajaran di sekolah sebagai dasar fundamental untuk kehidupan selanjutnya dari setiap individu, dan menggarisbawahi pentingnya transfer ilmu dan belajar bagi para peserta didik serta bagaimana tujuan pendidikan yang ideal.

Tesis ini juga untuk melawan kecendrungan abadi dari sifat manusia yang tidak pernah puas dalam rasa ingin tahunya.  Belajar untuk suatu pencapaian intelektual tidak akan pernah terpenuhi. Karena "semakin seseorang belajar, semakin ia tidak tahu," sehingga memicu seorang intelektual untuk terus belajar dan belajar terus. "Long life education."

Si atasan, kemudian bertanya: "Kalau kuliah sembari kerja dan harus juga bertanggung jawab terhadap keluarga: istri, anak-anak, dan/ atau ponakan-sepupu yang "nunut" di keluarga ini; kapan waktu belajar mempersiapkan diri untuk kuliah tatap muka, dan mengerjakan tugas-tugas dari para guru besar dan para dosen yang bertitel doktoral ?

Jawab santai si wisudawan: "Ya biasalah, pak. Karena biasa bangun jam 4 jadi 4.30 saya mulai belajar dan jam 6 membantu istri mempersiapkan segala sesuatu termasuk anak-anak untuk karya kami hari ini." Syukur, perkuliahanku berjalan lancar dan selesai tepat waktu. 

Berkaitan dengan "waktu belajar" sebagaimana pengalaman si wisudawan di atas. Hal ini berbeda-beda pada setiap orang. Namun secara umum para ahli berpendapat bahwa waktu belajar yang baik lebih berdasarkan pada kesiapan otak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun