Mohon tunggu...
Vinsensius Patno
Vinsensius Patno Mohon Tunggu... Penulis Terhebat Adalah Penulis Yang Mampu Mengisnpirasi Banyak Orang

VINSENSIUS PATNO TINGGAL DI LABUAN BAJO MANGGARAI BARAT SEORANG GURU DAN JURNALIS Hp: 082144900530 email: vinsensius.patno1380@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Sejarah Terjadinya "Sano Limbung" di Manggarai Barat

11 November 2017   22:37 Diperbarui: 11 November 2017   22:58 1315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Sano Limbung adalah sebuah danau yang terletak dikampung Ngaet desa Golo Lujang Kecamatan Boleng Kabupaten Manggarai Barat.Saat ini danau Sano Limbung telah menjadi salah satu tempat pariwisata yang banyak dikunjungi oleh masyarakat baik yang ada di desa Golo Lujang itu sendiri maupun yang datang dari luar. Lokasi danau ini sangat srategis karena berada di ruas jalan Labuan Bajo, Terang, Pacar, Bari dan Rego. Setiap kendaraan pasti selalu berhenti di lokasi obyek ini. Mereka istrahat sejenak menikmati indahnya danau sano Limbung serta menikmati kuliner yang sudah disiapkan oleh masyarakat.

Sejarah terjadinya Sano Limbung ini adalah dimana dahulu kala Sano Limbung merupakan sebuah kampung yaitu kampung Lada. Konon bahwa kampung Lada ini di huni oleh nenek moyang (Empo) yaitu Nenek Lujang dan istri serta tiga orang anaknya yaitu Ndabar, Ngaet dan satu anak perempuan. Anak perempuan ini tidak dikenal namanya. Dalam sejarahnya Ndabar memiliki anak delapan orang. Keturunan Ndabar ini akhirnya berkembang menjadi keluarga yang sangat besar. Karena kampung yang jaraknya sangat jauh sehingga mereka tidak saling mengenal antara keluarga satu dengan keluarga yang lainnya.

Ceritra selanjutnya adalah terjadilah relasi khusus atau jatuhnya cinta diantara mereka satu keturunan atau satu darah ini. Dalam istilah bahasa Manggarai Flores adalah "Hang toe tanda, inung toe nipu yang artinya terjadi relasi intim antara saudara dan saudari(Weta-Nara).Tindakan yang mereka lakukan ini layaknya seperti suamidan istri. 

Oleh karena tindakan antara saudara dan saudari kandung seperti ini sangat dilarang keras oleh adat atau budaya. Maka tindakan ini disebut "jurak" artinya pergaulan diluar batas atau kumpul kebo. Dahulu kepercayaan asli sangat kuat. Artinya orang yang melakukan tindakan seperti akan mendapat sanksi dari alam. 

Dimana setiap tindakan atau perbuatn akan diberi hukuman  oleh alam. Sehingga terjadi bencana dimana satu kampung tersebut menjadi runtuh(Reno dalam bahasa daerah) dan berubah menjadi danau. Sehingga satu keturunan tersebut tengelam dalam danau tersebut. Satu keturunan itu dinamakan Sano Limbung artinya satu danau ini di dalamnya satu keturunan (Sa empo, sa limbung). Menurut mereka keturunan ini hanya satu yang tersisa kebetulan ia tinggal di kampung istrinya di rangkang desa Golo Lujang. Orang kampung menyebutnya Empo Lodos.

Menurut kepercayaan masyarakat setempat danau ini tidak akan pernah kering dan para pengunjung dilarang untuk turun ke lokasi. Daerah ini sangat sejuk karena danau ini dikelilingi oleh hutan lindung yang sangat lebat. Kita dapat melepas lelah ditempat yang sangat indah ini. Vinsen Patno

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun