Mohon tunggu...
Vinka Kristy Andriani
Vinka Kristy Andriani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik'18

menulis adalah hobiku.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menelusuri Sejarah Media Online "The Korea Times"

21 September 2020   19:01 Diperbarui: 21 September 2020   19:02 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika mendengar kata "media online" akan banyak pilihan yang akan kita temui. Namun, apakah anda tahu bahwa media online di Korea Selatan ada yang menggunakan bahasa inggris untuk para pembacanya? Jika belum, mari kita bahas satu per satu mengenai sejarah media online di Korea Selatan!

The Korea Times merupakan salah satu media online Korea Selatan yang menggunakan bahasa inggris dalam penulisannya. The Korea Times berada di daerah Jung-gu, Seoul, Korea Selatan.  Berikut ini sejarah dari The Times Korea.

1950: Harian pertama yang menggunakan bahasa inggris pada masa puncak perang

Sumber: https://www.koreatimes.co.kr/
Sumber: https://www.koreatimes.co.kr/

Penerbitan pertama yang dilakukan oleh The Times Korea terjadi pada 1 November 1950 yang memiliki tujuan untuk memberikan suatu pembaruan mengenai perang suadara untuk pembaca yang berada di dalam maupun di luar Korea. 

Dr. Helen Kim (1899-1970) merupakan seorang pendidik dan jurnalis perintis dan presiden Korea pertama dari Ewha Womans University hadir dengan ide untuk meluncurkan harian yang menggunakan bahasa inggris sebagai sarana dalam mempromosikan bangsa di luar negeri pada tahun 1949.

Terbitan pertama hadir dalam bentuk publikasi dua halaman yang berjudul "A Really New Start", yang mencatata kebutuhan bangsat dalam mempromosikan dengan niat baik, kerja sama dan juga saling pengertian dengan semua negara di dunia.

Awal 1950-an: Pengawas selama pemerintahan diktator

Sumber: https://www.koreatimes.co.kr/
Sumber: https://www.koreatimes.co.kr/

The Korea Times menjaga hubungan dekat dengan pemerintah Rhee, namun adanya permasalahan serius ketika pemerintah berubah menjadi kediktatoran yang mengendalikan negara dan membatasi kebebasan dalam jurnalistik. 

Rhee yang merupakan pembaca setia The Korea Times mulai menghentikan pembelian koran oleh pemerintah dan mulai menekan penerbit Helen Kim agar dapat mengikuti arahan editorial yang mendukung pemerintah. Tekanan administratif yang semakin memuncak membuat The Korea Times mulai mengalami kesulitan dalam keuangan. Surat kabar tersebut akhirnya diambil alih oleh Chang Key-young pada 23 April 1954.

1958: Redaktur pelaksana yang meninggal ketika bertugas

Sumber: https://www.koreatimes.co.kr/
Sumber: https://www.koreatimes.co.kr/

Pada 26 September 1958, The Korea Times mengalami kerugian ketika redaktur pelaksana Choi Byung-woo meninggal. Hal tersebut terjadi ketika kapal yang ditumpangi oleh Choi Byung-woo dan koresponden lainnya untuk meliput pemboman Komunis Tiongkok di pulau Quemoy dan Matsu terbalik dan menewaskan Choi Byung-woo.

Pada Mei 1958, Choi meliput pemberontakan anti-Komunis di Indonesia untuk The Korea Times dan Hankook Ilbo. Setelah bekerja di Indonesia, perhatian dunia mulai terfokus pada pemboman Komunis Tiongkok yang terjadi di Quemoy dan Matsu di lepas daratan Tiongkok.

Choi merupakan pria yang energik dan memiliki intelektual dengan banyak minat menjadi pelopor dalam jurnalisme Korea. Ia juga menjadi inspirasi utama dalam berdirinya Kwanhun Club, yaitu persaudaraan jurnalis senior. 

1964: Hadirnya "Thoughts of the Times" dan jurnalisme pribadi

Sumber: https://www.koreatimes.co.kr/
Sumber: https://www.koreatimes.co.kr/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun