Mohon tunggu...
Vindri Natasha Wiloso
Vindri Natasha Wiloso Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UNPAR

Saya adalah mahasiswa unpar jurusan matematika angkatan tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Masyarakat Virtual dalam Era Teknologi di Indonesia

19 Oktober 2022   17:46 Diperbarui: 19 Oktober 2022   17:50 1190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

BAB I PENDAHULUAN

Masyarakat virtual merupakan kehidupan manusia yang lebih terfokus pada pertumbuhan dunia maya yang dianggap nyata, tetapi sebenarnya tidak realistis. Di era perkembangan teknologi masa kini, aktivitas masyarakat virtual sudah banyak ditemukan. Tak terkecuali di Indonesia, banyak masyarakat Indonesia yang menghabiskan waktunya di dunia virtual. Oleh karena teknologi membantu mempercepat manusia merealisasikan tujuannya, maka masyarakat Indonesia saat ini cenderung lebih mengutamakan pertemuan di dunia virtual sehingga kepedulian di kehidupan dunia nyata sedikit demi sedikit mulai berkurang.

Masyarakat virtual merupakan salah satu tuntutan disrupsi global. Disrupsi global dapat dimaknai sebagai perubahan besar yang mengubah tatanan kemanusiaan menjadi baru dan meninggalkan tatanan yang lama. Dalam hal ini, disrupsi global dikaitkan dengan teknologi. Dengan adanya perkembangan teknologi, maka timbul sebuah siklus keterikatan kebergantungan antara teknologi dan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Kebergantungan terhadap teknologi ini membuat banyak masyarakat seperti berlomba-lomba untuk menunjukkan eksistensinya melalui media digital dalam dunia virtual. Tidak sedikit masyarakat yang mempergunakan kemudahan teknologi ini untuk semakin membatasi dirinya berinteraksi dengan kehidupannya di dunia nyata.

Masyarakat yang menggunakan teknologi khususnya internet di Indonesia saat ini mencapai 77%, hal ini dikatakan oleh Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Muhammad Arif, saat Indonesia Digital Outlook 2022, di The Westin, Jakarta, Kamis, 9 Juni 2022. Data terbaru APJII tahun 2022 menyatakan pengguna internet di Indonesia mencapai sekitar 210 juta, dari yang sebelum pandemi adalah 175 juta. (Sumber: https://www.google.com/amp/s/www.cnbcindonesia.com/tech/20220609153306-37-345740/data-terbaru-berapa-pengguna-internet-indonesia-2022/amp)

Sedangkan untuk statistik penggunaan media sosial di Indonesia terhitung pada Januari 2022 ada 191,4 juta pengguna, naik 12,6% dari tahun 2021 yang berjumlah 170 juta pengguna. Dari data yang ada, perkiraan masyarakat Indonesia menghabiskan waktu mengakses media digital adalah rata-rata per hari adalah 8 jam, 36 menit dan rata-rata menggunakan media sosial setiap hari adalah 3 jam, 17 menit. (Sumber: https://andi.link/hootsuite-we-are-social-indonesian-digital-report-2022/)

BAB II PEMBAHASAN

Analisis melalui data penggunaan teknologi di Indonesia menyatakan bahwa setiap tahunnya pengguna teknologi di kalangan masyarakat semakin meningkat, mulai dari anak-anak, orang dewasa, hingga orang yang lanjut usia. Bertambahnya pengguna teknologi di Indonesia diakibatkan oleh kebutuhan masyarakat terhadap teknologi semakin besar. Tentunya teknologi membawa banyak pengaruh baik, namun tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi juga membawa dampak buruk bagi kehidupan berbagai kalangan masyarakat. Dengan adanya teknologi yang mempermudah kehidupan manusia, teknologi menjadi pembawa perubahan motif hidup masyarakat Indonesia ke arah modern.

Bukti bahwa masyarakat Indonesia semakin banyak menggunakan teknologi dapat dilihat dari data penggunaan media sosial di Indonesia yang diambil pada Januari 2022. Masyarakat Indonesia semakin banyak yang menggunakan media sosial dengan platform yang biasa digunakan untuk terjun ke dunia virtual adalah Whatsapp, Instagram, Facebook, Telegram, Twitter, dan lainnya.

Kemudahan memakai teknologi memperbesar kemungkinan munculnya masyarakat virtual baru. Sebagai contoh, mudahnya melaksanakan diskusi atau rapat menggunakan teknologi yang ada membuat masyarakat cenderung lebih memilih untuk melaksanakan diskusi atau rapat tersebut secara virtual (daring) sehingga semakin mengurangi intensitas bertemu tatap muka di kehidupan nyata. Dengan kata lain, masyarakat virtual semakin membatasi orang lain untuk berinteraksi dengan dirinya dan menjadi terbiasa hanya dengan bertemu secara virtual melalui berbagai media yang tersedia.

Contoh lainnya dapat kita lihat dalam penggunaan media sosial yang setiap waktu mengunggah hal-hal yang sedang dilakukannya untuk dilihat oleh orang lain mulai dari yang terdekat hingga yang tidak dikenal. Masyarakat virtual menjadikan update status sebagai kegiatan wajib sehari-hari sehingga akan merasa kurang bila belum memberikan informasi kesehariannya kepada teman dunia maya miliknya, namun terkadang malah melupakan temannya di kehidupan nyata. Bahkan tak sedikit masyarakat yang memiliki waktu berkumpul tatap muka dengan teman atau keluarganya, namun malah memakai waktu berkumpul tersebut dengan menggunakan teknologinya untuk berselancar di dunia virtual dan menikmati waktunya di dunia virtual tersebut.

BAB III KESIMPULAN

Teknologi banyak membantu manusia mempercepat tujuannya, namun teknologi juga sering kali membuat manusia lupa dengan kenyataan kehidupan asli yang dimiliki oleh manusia untuk bersosialisasi dan berinteraksi secara langsung. Tidak sedikit masyarakat yang terlalu mencurahkan kehidupannya untuk aktif dalam perkembangan media sosial dan informasi digital terbaru yang sedang beredar. Padahal, dengan adanya disrupsi global, kita memiliki tuntutan berupa totalitas pada kenyataan virtual. Perubahan besar yang terjadi ini perlu kita sikapi dengan baik, secepat dan setepat mungkin melakukan penyesuaian dengan perkembangan teknologi yang masih terus berlanjut. Jangan sampai teknologi mengalahkan dan malah mengontrol kita sebagai masyarakat Indonesia, justru kita yang harus memiliki kontrol terhadap teknologi yang ada, salah satunya dengan tetap menyesuaikan teknologi yang ada, namun jangan lupakan kenyataan di kehidupan nyata. Kita sudah cukup lama hidup dengan minimnya interaksi karena adanya pandemi, namun di masa adaptasi sekarang ini kita harus mulai menunjukkan kepedulian kita lagi terhadap kehidupan nyata kita. Jangan lupakan interaksi secara langsung dengan orang di sekitar kita, karena teknologi ada bukan untuk membuat kita melupakan kehidupan dunia nyata kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun