Walaupun hidup di Indonesia belakangan ini sering bikin kita mengelus dada (dada sendiri ya...), tetapi kita sepatutnya bersyukur ketika kita berusaha mempelajari suatu bahasa.Â
Ya, benar, bahasa Indonesia itu fleksibel sekali untuk kita yang hendak mempelajari bahasa asing.Â
Coba deh kalian lihat orang-orang yang poliglot asal Indonesia di Youtube, aksen mereka bisa dibilang mendekati native speaker bahasa tersebut.Â
Kok bisa ya?Â
Kalau menurut teman saya yang berasal dari Guernsey, Britania Raya, orang Indonesia itu tuh aksennya fleksibel. Dan hal ini memang didukung oleh bahasa kita, yang kita sadari atau tidak, tidak memiliki aksen yang khusus.Â
Gak percaya?Â
Coba deh kalian ngobrol sama teman-teman dari berbagai daerah, biasanya kalau yang mahasiswa bisa sih melakukan ini, dengarkan bahasa Indonesia mereka.Â
Orang timur, orang Jawa, orang Sunda, memiliki aksen bahasa Indonesia yang berbeda. Ini membuktikan kalau bahasa Indonesia memang tidak punya aksen khusus seperti bahasa Inggris atau Mandarin.Â
Ditambah lagi bahasa kita sendiri tidak spesifik berasal dari 1 akar bahasa saja. Coba deh cek ke KBBI, berapa banyak kata serapan dalam bahasa Indonesia.Â
Apalagi dari bahasa Inggris atau Belanda, sudah pasti banyak sekali.Â
Serapan dari bahasa Mandarin? Hokkien? Jepang? Banyak juga.
Nah, banyaknya kata serapan yang kita miliki inilah yang sepertinya menjadi penyebab kita bisa switching dalam berbahasa tanpa hambatan.Â
Kemampuan switching yang baik inilah yang juga menyebabkan kita mudah dalam mempelajari bahasa lain.Â
Bahkan, banyak loh orang luar yang gak nyangka kalau kita ini bukan penutur asli bahasa tersebut berdasarkan pengalaman saya.Â
Ya, setidaknya itulah yang masih bisa kita banggakan sebagai warga negara Indonesia.Â
Selain negara yang indah, kaya dengan SDA, kita juga diberkahi oleh lidah yang fleksibel.Â
Lidah yang fleksibel ini adalah berkah yang tidak ternilai loh. Â